Menurut pihak Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak, sebagian besar pekerja migran asal Lebak memilih negara-negara seperti Saudi Arabia, Taiwan, dan Malaysia sebagai tujuan utama mereka. Hal ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk upah yang lebih tinggi dibandingkan pekerjaan di dalam negeri. Namun, di balik kenyamanan gaji yang lebih besar, ada cerita panjang tentang perjuangan dan harapan.
Salah satu narasumber warga mengungkapkan, "Saya berangkat karena ingin memperbaiki ekonomi keluarga. Di kampung, pekerjaan sulit dan penghasilan tidak mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Namun, ada juga sisi lain dari fenomena ini yang perlu dicermati. Tidak sedikit di antara mereka yang memilih jalur tidak resmi untuk bekerja ke luar negeri, yang berarti mereka berisiko tinggi tanpa perlindungan hukum yang jelas.
Disnaker Lebak mencatat hanya pekerja migran yang berangkat melalui jalur resmi. Namun, masih ada yang memilih jalur ilegal karena prosesnya lebih cepat dan biaya lebih rendah. "Iya, yang ilegal tidak terdata di Disnaker," kata Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lebak Rully Chaeruliyanto saat dikonfirmasi, Jumat (14/2/2025).
Disnaker Lebak mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam memilih agen penyalur tenaga kerja dan memastikan keberangkatan dilakukan sesuai prosedur. Hal ini untuk menghindari kasus penipuan atau eksploitasi terhadap pekerja migran.
"Kami selalu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar memilih jalur resmi yang lebih aman dan terjamin perlindungannya. Jangan tergiur janji manis agen ilegal yang bisa berisiko tinggi bagi pekerja kita," pungkas Rully.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait