Asnawi menuturkan, para pelajar juga diberikan pengetahuan terkait dengan bentuk-bentuk pelanggaran yang biasanya terjadi dalam Pemilu. Seperti pelanggaran terkait dengan netralitas, politik uang, ujaran kebencian, isu sara dan hoax. Harapannya pesta demokrasi ini tidak menjadi ajang konflik para elit politik tertentu.
“Ini kan mulai masuk ke dalam ranah-ranah pelajar, jadi kita mencoba untuk mengantisipasi dengan memberi pemahaman/edukasi kepada pelajar bahwa bentuk-bentuk pelanggaran yang seperti itu, bukan hanya melanggar dalam undang-undang," tuturnya.
Namun lsnjut Asnawi, tmemiliki dampak yang panjang di masyarakat. Kita nggak mau nanti yang namanya pemilu notabenenya adalah pesta demokrasi, menjadi ajang konflik hanya karena kepentingan sesaat para elit politik tertentu,”
Dia pun berharap para pelajar bisa ikut berpartisipasi melakukan pengawasan dan melaporkan setiap menemukan ada pelanggaran pemilu. Supaya menjadi pemilu berintegritas.
"Soal pengawas itu ada pengawas aktif dan ada pengawas pasif. Kalau pengawas pasif itu kan adalah WNI yang punya hati dan ikut berpartisipasi/melaporkan itu, makanya kami berharap partisipasi pelajar untuk itu,” katanya.
Sementara itu, Anggota KPU Kota Cilegon Nunung Nurjanah menyampaikan peran pemilih pemula dan muda akan berpengaruh besar pada kesuksesan Pemilihan Umum 2024 di wilayah setempat. Menurutnya, peran strategis pemilih pemula dan muda dalam pemilu, di antaranya pemilih yang idealis karena belum memiliki beban ekonomis.
Tidak hanya itu, pemilih pemula merupakan calon para pemimpin yang akan memegang estafet kepemimpinan bangsa ini. "Yang paling penting, pemilih pemula dan muda yang mau menggunakan hak pilih memiliki kecenderungan terus berpartisipasi dalam pemilu berikutnya," ucapnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait