PANDEGLANG, iNewsPandeglang.id – Puluhan rumah warga di Kampung Rengas, RT.02/RW.09, Desa Citeureup, Kecamatan Panimbang, sejak Jumat malam terendam banjir. Banjir juga merendam sejumlah ruas jalan hingga menyulitkan pengendara untuk melintas.
Dari pantauan di lapangan, banjir menggenangi permukiman padat penduduk, dengan ketinggian hingga mencapai 80 centimeter. Sejumlah pemuda membantu proses evakuasi korban banjir ke tempat yang lebih aman.
Forum Pemuda Citeureup, Awang mengatakan, banjir tersebut terjadi pukul 20.00 WIB, ada sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) terendam banjir. Warga menduga banjir ini disebabkan adanya pembangunan perkebunan vanili di wilayah perbukitan, yang menyebabkan air hujan tidak terserap sempurna.
"Dalam setahun ini sudah tiga kali daerah mereka tergenang banjir. Sejak perusahaan vanili ini berdiri, pemukiman mereka kerap diterjang banjir. Meski hujan hanya beberapa jam saja, namun genangan banjir terus terjadi hingga merendam puluhan rumah warga," katanya kepada wartawan, Jum'at (5/8/2022).
Awang melanjutkan, saat ini warga sangat membutuhkan perhatian dari pemerintah terkait banjir yang sering terjadi. Selain berdampak adanya kerusakan terhadap barang-barang berharga milik warga, sejumlah tanaman pagi juga ikut rusak akibat terlalu lama terendam banjir.
"Banjir terjadi sejak pukul delapan malam, kita sudah evakuasi warga yang terjebak banjir.," ujarnya.
Sementara salah seorang korban banjir, Suharjo mengungkapkan, banjir ini membuat perabotan rumahnya banyak yang rusak. Jika terjadi banjir mereka terpaksa menaikan barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi, agar tidak terendam banjir.
"Jika terjadi banjir rumah saya selalu tergenang hingga mencapai 50 centimeter. Hingga saat ini belum ada bantuan dari pihak manapun," ungkapnya.
Warga berharap pemerintah mengkaji ulang pembangunan perkebunan vanili yang kini diduga menjadi penyebab terjadinya banjir. Warga bukannya tidak menginginkan masuknya investor, namun setidaknya dampak lingkungan juga perlu dikaji agar banjir tidak kembali terjadi.
Editor : Iskandar Nasution