Usai kepergian ulama itu, tiba-tiba muncul angin dengan sangat kencang dan berputar semakin keras hingga memporak-porandakan wilayah ini. Warga masyarakat saat itu panik dan ketakutan, terjangan angin kencang akhirnya itu mematahkan Awi Bitung tersebut.
Tidak hanya itu, hembusan aing yang sangat kencang, membuat rumah milik warga roboh. Selain itu banyak juga warga yang meninggal dunia tertimpa bangunan rumah.
Tak tega melihat situasi masyarakat banyak yang mati dan rumah mereka semuanya roboh. Ulama yang diusir tersebut pun mulai membangun kembali perkampungan baru di wilayah tersebut.
Dia kemudian mendirikan pesantren dan mengajarkan agama agar prilaku musyrik seperti menyembah Awi Bitung tidak terulang kembali. Untuk mengingat peristiwa ini maka kampung itu dinamakan Rangkasbitung.
Demikian sejarah singkat nama Kota Rangkasbitung, setiap peristiwa yang terjadi itu merupakan sebuah pelajaran terhadap masyarakat agar kembali ke jalan Allah, dan jangan pernah menyembah selain kepada Allah SWT.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait