Raneen Hejazi hanya bisa pasrah saat tempat tinggalnya dibom oleh tentara Israel. Dalam kondisi hamil tua, Raneem Hejazi terjebak dalam reruntuhan bangunan tersebut.
Reruntuhan bangunan ini membuat anggota badannya terluka parah. Tangannya hancur, kakinya patah, hanya saja keajaiban masih menyertai karena dia dan janin yang ada dalam rahimnya masih bernapas.
Usai berhasil diselamatkan dari reruntuhan, tim medis Palestina dari Nasser Hospital yang dipimpin Dr Mohammad Qandeel langsung melakukan operasi caesar. Operasi perlu dilakukan secepatnya untuk menyelamatkan Raneem Hejazi dan calon bayinya.
Jangan bayangkan proses operasi berjalan dengan rapih dan punya peralatan lengkap. Dr Mohammad Qandeel hanya bermodal perlengkapan seadanya dan fitur senter yang ada di ponsel agar bisa melakukan operasi dengan baik.
Sedihnya Raneem Hejazi sama sekali tidak dibius selama operasi caesar berlangsung. Jadi bayangkan rasa sakit yang ditanggung olehnya. Dengan badan yang sudah sebagian hancur, Raneem Hejazi masih harus menahan sakit yang sangat luar biasa ketika operasi caesar dijalankan.
Raneem Hejazi bukan satu-satunya wanita hamil yang menjalani momen krusial tersebut. Tak terhitung wanita-wanita hamil di Palestina terpaksa menjalani proses persalinan dengan cara yang tidak pernah diharapkan oleh wanita-wanita lain di seluruh dunia.
Raneem Hejazi beruntung dia masih selamat. Sebagian lainnya justru meninggal tanpa bisa medengar bayi-bayi mereka lahir di Palestina dengan tangisan yang mengguncang.
Editor : Iskandar Nasution