“Itu adalah longsoran suporter yang menyerbu pintu masuk. Sejumlah orang masih tertahan di bawah besi terowongan,” kata salah satu anggota kelompok Komando Penyelamat laporan Sky News.
“Yang lain berhasil hingga ke tribune lalu, turun ke lapangan hingga tertahan,” katanya lagi.
Sontak saja laga itu langsung distop. Federasi Sepak Bola Salvador menyampaikan pernyataan resmi bahwa pihaknya menyesali kejadian tersebut dan ikut berduka dengan mereka yang terkena dampak dari kerusuhan itu.
“Federasi Sepak Bola Salvador sangat menyesali kejadiam yang terjadi di Stadion Cuscatlan. Itu juga menyampaikan solidaritas dengan kerabat mereka yang terkena dampak dan meninggal dalam peristiwa ini,” tulis organisasi itu dalam postingan di Twitter.
Presiden El Salvador, Nayib Bukele, mengatakam bahwa saat ini seluruh aparat keamanan serta kejaksaan agung akan melakukan penyelidikan secara menyeluruh. Mereka akan mengusut tuntas untuk mencari tahu bagaimana bisa pertandingan sepak bola yang seharusnya menjadi hiburan justeru malah menjadi malapetaka.
“Semua orang akan diselidiki: tim, manajer, stadion, box office, liga, federasi, dll. Siapa pun pelakunya, mereka tidak akan dibiarkan begitu saja,” ucap Bukele di Twitter.
Sangat disayangkan sepak bola kembali menelan korban jiwa. Tragedi El Salvador ini seperti mengingatkan apa yang terjadi pada Tragedi Kanjuruhan pada awal Oktober 2022 lalu yang menewaskan 135 nyawa. Insiden tersebut ratusan korban itu meninggal dunia juga karena berdesak-desakan di salah satu pintu untuk menghindari gas air mata yang ditembakkan oknum aparat keamanan.
Editor : Iskandar Nasution