get app
inews
Aa Text
Read Next : Inisiatif Baru Kepri & Johor: Program SBT Pererat Hubungan Wisata Indonesia-Malaysia

Mengintip Kisah Legenda Jalur Kereta Api Rangkasbitung Labuan

Sabtu, 21 Januari 2023 | 14:07 WIB
header img
Kisah Legenda Jalur Kereta Api Rangkasbitung Labuan. Foto Istimewa

LEBAK, iNewsPandeglang.id - Jalur Kereta Api Rangkasbitung Labuan dibangun sejak zaman kolonial tentu ini jadi kisah legenda masyarakat di Banten. Jalur tersebut merupakan jalur yang menghubungkan Stasiun Labuan dengan Rangkasbitung yang termasuk dalam wilayah aset I Jakarta.

Mengutip wikipedia jalur tersebut  dibangun pada 1908  namun lantaran kalah bersaing dengan moda tranfortasi massal lainnya akhirnya ditutup pada 1984. Diketahui jalur sepanjang 56 kilometer itu memiliki percabangan ke arah Bayah, Lebak Selatan.

Saat itu dimulainya pembangunan jalur kereta api Labuan Rangkasbetung (nama lama Rangkasbitung) usai  diterbitkannya Wet 31 December 1902 Staatblad 1903 No. 17  oleh pemerintah kolonial kemudian beroperasi pada pertengahan tahun 1906.

Waktu terus berlanjut hingga akhirnya  dua puluh tahun kemudian jalur ini mengalami kemajuan  cukup ramai dengan perjalanan kereta penumpang dan barang sebanyak 5 kali pergi pulang sehari. Dengan komposisi kereta penumpang kelas II, kelas III, dan kereta khusus untuk inlanders (warga pribumi). Kereta api pertama berangkat sekitar pukul 05.13 dari Labuan dan tiba sekitar pukul 07.51 pagi di Rangkasbitung. Kereta api terakhir berangkat dari Rangkasbitung sekitar pukul 4 sore dan tiba senja hari, 18.24 di Labuan.

"Saya Ngalamin kereta jus...jus ini, asap hitamnya kalo  pulang sewaktu dari arah Jakarta  lubang hidung kalo  dikorek sama tangan pada hitam begitu juga kuping," cetus Tokoh Lebak Elly Djuhaedi baru-baru ini.

Menurut dia, selain jalur tersebut  ke Anyer, ke Merak pun sama penumpang manusia  bercampur dengan hewan.

"Sami mawon ke Anyer, ke Merak pun sama penumpang manusia campur aduk dengan  kambing, ayam, itik/ bebek bermacam-macem  bau yang menyengat. Itu kisah dulu berbeda dengan sekarang," tuturnya.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut