Adapun stasiun paling sibuk di lintas ini, di luar Rangkasbitung, adalah Labuan yang melayani naik turun penumpang sebanyak 53-136 ribu orang per tahun serta pengangkutan barang hingga sejumlah hampir 7 ribu ton per tahun, di antara tahun 1950-1953.
Selanjutnya stasiun kedua tersibuk adalah Menes, yang melayani antara 44-89 ribu penumpang per tahun pada kurun waktu yang sama.Kereta api di lintas ini pada masa lalu dimanfaatkan, salah satunya, untuk mengangkut ikan dari Labuan untuk dijual ke Jakarta, dan sebaliknya membawa garam dari Tanahabang untuk pembuatan ikan asin di Labuan.
Meski demikian, disebut-sebut jalur ini akan direaktivasikan kembali. Beberapa tahun terakhir muncul wacana dan rencana untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api ini yang diharapkan bahwa proses reaktivasi jalur kereta api ini berlangsung lancar, dan dapat diselesaikan pada tahun 2030.
Lima stasiun pada jalur ini, yakni Pandeglang, Kadukacang, Saketi, Menes, dan Labuan, dipilih sebagai stasiun yang direncanakan untuk dihidupkan kembali.
Pada 25 Juli 2019, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) secara resmi memulai reaktivasi jalur untuk segmen I Rangkasbitung–Pandeglang. Untuk memulai reaktivasi ini, Balai Teknik Perkeretaapian wilayah Jakarta dan Banten telah melakukan pendataan secara menyeluruh terhadap rumah penduduk di segmen ini. Diperkirkan sebanyak lebih dari 1.233 bangunan yang berada di atas jalur ini akan digusur karena terdampak proses reaktivasi.
Kendati demikian pada Juli 2020, Dinas Perhubungan Provinsi Banten memberikan konfirmasi bahwa pembayaran kompensasi reaktivasi bagi warga yang tinggal di atas lahan milik PT KAI dan DJKA untuk reaktivasi tertunda karena coronavirus (Covid-19) yang masih merajalela di Indonesia.
Editor : Iskandar Nasution