get app
inews
Aa Read Next : Kabar Baik! Pendaftaran Beasiswa Ikatan Dinas Pos Indonesia Diperpanjang

Geger! Ratusan Mahasiswa Bandung Mengidap HIV, Begini Faktanya

Sabtu, 27 Agustus 2022 | 12:39 WIB
header img
Ilustrasi/Freepik

BANDUNG, iNewsPandeglang.id - Baru-baru ini pemberitaan tengah diramaikan dengan kasus ratusan mahasiswa di Bandung yanng dinyatakan mengidap HIV/AIDS.

Walaupun penyakit ini merupakan fenomena gunung es, namun ratusan kasus HIV mahasiswa di Bandung adalah kumulatif kasus selama 30 tahun terakhir.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani, pengidap penyakit HIV/AIDS tak akan pernah sembuh.

Jika seseorang telah terdiagnosa HIV dan tercatat, serta terlaporkan dalam Sistem Informasi HIV (SIH), maka datanya akan terus ada sampai meninggal. Sehingga jumlah kasusnya termasuk kumulatif.

"Kasusnya itu kita kumpulkan berdasarkan laporan selama 30 tahun dari 1991-2021. Jumlah total kasusnya sampai dengan Desember 2021 mencapai 5.843. Dari jumlah itu, 6,97 persennya mahasiswa atau terdapat 407 kasus selama 30 tahun," paparnya.

Jika dirata-ratakan secara keseluruhan, kasus HIV/AIDS di Kota Bandung mencapai 300-400 kasus. Paling banyak faktor risikonya yakni hubungan heteroseksual.

Dari data yang dikumpulkan Dinkes Kota Bandung sepanjang 30 tahun terakhir, usia paling banyak yang terkena HIV/AIDS adalah 20-29 tahun.

"HIV ini perjalanan penyakitnya 3-10 tahun. Kalau daya tahan tubuhnya tidak baik, 3 tahun dia sudah menunjukkan gejala ke arah AIDS. Kalau daya tahan tubuhnya bagus, baru bisa kelihatannya 10 tahun kemudian," jelasnya.

Menurut dia, semakin cepat penyakit ini bisa dideteksi, maka harapan hidup sehat dan produktif bagi para pengidap HIV/AIDS bisa semakin tinggi.

"Meskipun tidak bisa sembuh, tapi bisa berkurang sampai tidak bisa terdeteksi atau undetectable. Kalau tidak terdeteksi, dia tidak bisa menular. Makanya kita mesti cari yang HIV/AIDS karena kalau tidak, nanti terlihatnya seperti fenomena gunung es," jelas Ira.

Baginya, stigma negatif tentang HIV/AIDS membuat para tenaga kesehatan sulit mendeteksi secara dini. Padahal, jika bisa dideteksi secara dini, masih ada kesempatan agar seseorang tidak masuk ke fase AIDS.

"Jangan sampai ada yang meninggal karena sudah masuk fase AIDS. Semoga kita sudah bisa menemukan dan mengobati dari fase HIV saja," harapnya.

 

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut