Peristiwa ini mencuat setelah tiga siswa dari SDIT IC MA di Pandeglang dipulangkan secara paksa karena total tunggakan mencapai Rp42 juta. Ketiga siswa tersebut berasal dari keluarga buruh dengan penghasilan terbatas, yang semakin diperparah oleh kondisi ekonomi saat ini. Momen pemulangan mereka penuh haru, menyoroti masalah akses pendidikan bagi keluarga kurang mampu.
Defi Fitriani, ibu dari salah satu siswa, mengungkapkan kesedihannya dalam wawancara. "Anak-anak merasa sangat terpukul, mereka menangis sepanjang hari. Bahkan guru yang mengantar mereka pulang juga ikut menangis. Mereka terus bertanya kapan bisa kembali sekolah," ungkapnya, tak mampu menahan air mata.
Kasus ini sangat disayangkan, terutama karena para siswa dikenal memiliki prestasi akademik yang baik. Banyak pihak menyerukan agar sekolah dapat bersikap lebih bijak dalam menangani masalah biaya pendidikan, terutama bagi siswa yang berprestasi dan berasal dari keluarga tidak mampu. Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari pihak sekolah maupun Dinas Pendidikan terkait langkah konkret yang akan diambil untuk menyelesaikan kasus ini.
Pentingnya pendidikan gratis dan akses yang setara bagi semua kalangan kini menjadi sorotan. Diharapkan pemerintah daerah segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi masalah ini dan memastikan bahwa tidak ada lagi anak-anak yang harus kehilangan kesempatan belajar.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait