Tsunami Selat Sunda 2018: Luka dan Trauma bagi Warga Pandeglang dan Lampung
Namun, bagi masyarakat Pandeglang, 22 Desember juga menjadi hari penuh duka. Pada malam itu, tsunami akibat letusan Gunung Anak Krakatau menghantam pesisir Banten dan Lampung. Pandeglang menjadi daerah yang paling terdampak parah.
Tragedi yang terjadi pada pukul 21.27 WIB ini menyebabkan 426 orang meninggal dunia, 7.202 orang terluka, dan 23 orang hilang. Selain itu, ribuan warga terpaksa mengungsi karena kehilangan rumah dan mata pencaharian.
Delapan hari setelah bencana, para pengungsi masih menetap di berbagai lokasi pengungsian. Mereka tersebar di berbagai kecamatan seperti Labuan, Carita, Menes, Jiput, Sukaresmi, Pagelaran, Angsana, Panimbang, Cigeulis, dan Sumur. Meski bantuan terus berdatangan, kondisi di pengungsian masih jauh dari ideal. Banyak warga yang menghadapi kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, dan layanan kesehatan.
Bagi masyarakat Indonesia, 22 Desember menjadi tanggal penuh makna. Di satu sisi, ini adalah momen untuk menghormati para ibu, simbol cinta dan pengorbanan. Namun, di sisi lain, ini adalah pengingat akan tragedi besar yang merenggut ribuan nyawa dan menyisakan trauma bagi masyarakat, khususnya di Pandeglang dan Lampung.
Editor : Iskandar Nasution