get app
inews
Aa Text
Read Next : Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS 2024: Ini Dampak untuk Israel dan Perubahan di Timur Tengah

Kenapa Pemenang Suara Terbanyak di Pilpres AS Belum Tentu Menang? Begini Penjelasannya

Selasa, 05 November 2024 | 08:42 WIB
header img
Kamala Harris dan Donald Trump bersaing ketat dalam Pilpres AS 2024, masing-masing berusaha mengamankan suara elektoral untuk mencapai kemenangan di Gedung Putih. Foto X

Namun, ada dua negara bagian, Maine dan Nebraska, yang menggunakan sistem proporsional, membagi suara elektoral sesuai proporsi suara yang diterima tiap kandidat. Hal inilah yang menjadikan beberapa negara bagian strategis, atau "swing states," sangat penting dalam Pilpres AS, karena mereka bisa menjadi penentu kemenangan.

Kasus ini bukan hal baru. Pada Pilpres 2016, misalnya, Hillary Clinton meraih lebih banyak suara populer dibanding Donald Trump, tetapi Trump berhasil mengantongi suara elektoral lebih banyak dan memenangkan pemilu. Demikian juga pada 2000, Al Gore mendapatkan suara lebih banyak daripada George W. Bush, tetapi Bush menang karena berhasil mengamankan mayoritas suara elektoral.

Dengan persaingan ketat di Pilpres 2024 ini, apakah Kamala Harris atau Donald Trump yang akan mampu mencapai 270 suara elektoral dan melenggang ke Gedung Putih?

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut