Lebih lanjut, keberadaan kerajinan anyaman bambu ini tidak hanya sekadar menjadi sumber penghidupan bagi para pengrajin, tetapi juga menjadi upaya menjaga tradisi dan budaya agar tidak hilang tergerus zaman. “Tidak peduli seberapa tajam bilah bambu apus yang kami genggam, kami akan terus membuat anyaman ini agar warisan budaya tetap hidup,” tegas Hesti.
Para emak-emak di Kampung Pakuhaji Girang terus mempertahankan tradisi menganyam bambu, berharap generasi muda juga turut melestarikan keahlian yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Dukungan dari pemerintah setempat untuk memberikan bantuan atau pelatihan kepada pengrajin diharapkan dapat memajukan kerajinan ini, sekaligus meningkatkan kualitas dan pemasaran produk agar lebih dikenal luas.
Dedikasi dan semangat juang yang tinggi, emak-emak Pandeglang menunjukkan bahwa kerajinan tradisional dapat bertahan dan bersaing di tengah arus modernisasi, serta tetap menjadi bagian integral dari identitas budaya lokal.
Editor : Iskandar Nasution