Bentuk ketupat yang terbuat dari anyaman janur kelapa dan memiliki bentuk segi empat memiliki makna filosofis yang mendalam. Bentuk segi empat tersebut mencerminkan prinsip "kiblat papat lima pancer", yang mengingatkan bahwa manusia pada akhirnya akan kembali kepada Allah SWT. Selain itu, ketupat juga melambangkan penolak bala bagi masyarakat Jawa.
Ketupat, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah makanan yang terbuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman dari pucuk daun kelapa. Proses pembuatan ketupat dimulai dengan mengisi anyaman dari daun kelapa dengan beras, kemudian direbus hingga matang. Bentuk segiempat dari ketupat melambangkan prinsip "kiblat papat lima pancer", yang menandakan bahwa ke mana pun manusia pergi, pasti akan kembali kepada Allah SWT.
Meskipun bahan dasar ketupat adalah beras, setelah proses pengukusan, ketupat dianggap sebagai karbohidrat pengganti nasi dan menjadi bagian penting dari hidangan khas pada Hari Raya Idul Fitri di Indonesia.
Secara historis, ketupat juga menjadi bagian dari tradisi selametan pasca-panen yang ditujukan kepada Dewi Sri, Dewi Kemakmuran. Dalam tradisi ini, ketupat digunakan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah, dan Dewi Sri dihormati sebagai pemberi kemakmuran dan keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.
Itulah asal usul ketupat, makanan yang menjadi tradisi Idul Fitri di Indonesia. Dengan demikian, ketupat tidak hanya menjadi hidangan khas Idul Fitri yang lezat, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya dan tradisi yang kaya dalam masyarakat Indonesia.
Editor : Iskandar Nasution