Seperti yang diketahui, tidak sedikit masjid yang diubah Israel menjadi berbagai tempat hiburan. Mulai dari kelab malam hingga gedung konser. Dulu, masjid-masjid itu berada di wilayah yang dihuni masyarakat muslim Palestina.
Pemerintahan Netanyahu disebut-sebut menjadi rezim paling berhaluan kanan dalam sejarah Israel. Hal itu membuat sejumlah pihak khawatir eskalasi konflik Israel-Palestina akan meningkat lantaran Netanyahu dikenal sebagai pemimpin yang anti-Palestina.
Lantas siapa sebetulnya Raja Yordania yang berani terang-terangan menantang Israel berkonflik?
Mengutip dari situs resmi Raja Abdullah II, ia lahir di Amman pada tahun 1962. Dalam menempuh pendidikannya, Raja Abdullah II berkuliah di Universitas Oxford, Inggris dan School of Foreign Service di Universitas Georgetown, Amerika Serikat.
Pendidikan militer ia tempuh di Akademi Militer Kerajaan Inggris Sandhurst dan mengalami lonjakan karir saat menjadi komandan pasukan khusus Yordania. Pada bulan Februari 1999, ia naik tahta Kerajaan Hashemite Yordania setelah ayahnya, Raja Hussein bin Talal meninggal dunia.
Anggota dinasti Hasyim dianggap umat Muslim sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad. Raja Abdullah II dalam hal ini merupakan keturunan ke-43 Nabi Muhammad, demikian dikutip Britannica.
Raja Abdullah II dinobatkan menjadi raja pada 9 Juni 1999. Momen ini berlangsung lima bulan usai sang ayah meninggal, tepatnya pada Februari di tahun yang sama.
Alasan Raja Yordania Abdullah II Berani Angkat Senjata Perangi Israel Raja Abdullah II merupakan salah satu tokoh penting dalam perjanjian damai Arab-Israel. Ia terus menunjukkan komitmennya dengan berpartisipasi dalam negosiasi solusi dua negara, termasuk bertemu pemimpin Israel dan Palestina. Ia juga mendesak dunia untuk memperhatikan masalah ini.
Editor : Iskandar Nasution