JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Raja Yordania Abdullah II tengah menjadi perbincangan dunia karena menyatakan siap perang jika Israel mengubah status Masjid Al-Aqsa situs suci umat Islam di Yerusalem.
Pernyataan ini tentu merupakan langkah berani di tengah tercerai-berainya negara-negara Islam di Timur Tengah dalam memperjuangkan kebebasan Palestina.
Pernyataan Raja Yordania tersebut dipicu saat Israel telah memiliki pemerintahan baru di bawah kuasa Benjamin Netanyahu. Politisi senior Israel itu kembali disumpah sebagai perdana menteri Israel pada Kamis (29/12). Pelantikan dilakukan setelah 63 dari 120 suara parlemen Israel, Knesset menyetujui pemerintahannya.
Netanyahu yang kini berusia 73 tahun telah menjabat sebagai perdana menteri Israel untuk kesekian kalinya, setelah sebelumnya berkuasa dari 1996-1999 dan 2009-2021. Pemerintahannya dikenal menjadi rezim paling keras terhadap perjuangan warga Palestina.
Pernyataan agresif tentang kesiapan untuk berperang diutarakan Raja Abdullah II saat membahas sejumlah pihak di Israel memiliki niat mengubah status Yordania selama ini sebagai pelindung sah situs suci di Yerusalem, termasuk Masjid Al-Aqsa. Dikutip dari CNN, Raja Abdullah II menyatakan bahwa Yordania punya batas kesabaran merespons niat Israel itu.
"Jika orang ingin terlibat konflik dengan kami, kami cukup siap. Jika orang ingin mendorong batasan itu, maka kami akan menghadapinya," kata Raja Abdullah II dalam wawancara khusus dengan CNN.
Editor : Iskandar Nasution