iNewsPandeglang.id - Inilah perjalanan mualaf yang dialami Nur Jasinta, wanita asal Sabah, Malaysia. Padahal dulu ia sangat membenci agama Islam, tapi kini sangat mencintainya dan mantap mengenakan hijab syari.
Nur Jasinta mengungkapkan tidak mengetahui penyebab dirinya membenci islam. Tapi ada satu hal yang membuatnya heran, yakni hukum poligami atau seorang pria boleh menikahi hingga empat istri.
Nur Jasinta berubah pikiran menjadi tertarik dengan ajaran agama Islam, tepatnya saat duduk di bangku kuliah. Kala itu Nur melihat teman-temannya rajin dan taat mengamalkan ajaran agama Islam seperti sholat dan puasa.
Nur Jasinta merasa penasaran dengan alasan dan manfaat dari ibadah-ibadah tersebut. Dia pun mencari tahu lewat internet dan menonton video dakwah di YouTube.
Seiring berjalannya waktu, rasa penasaran itu makin luas dan menggebu-gebu. Namun di sisi lain, Nur Jasinta juga merasa ragu akan kebenaran ajaran tersebut.
Akhirnya dia melakukan perbandingan dua agama antara Islam dan non-Islam. Tidak hanya mencari tahu lewat YouTube, Nur juga bertanya langsung dengan ustadz di kediamannya. Mulai dari situlah ia mengenal Alquran, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, serta Nabi Isa Alaihissallam.
Kemudian suatu malam Nur bermimpi bertemu seseorang berjubah putih mengulurkan Alquran kepadanya untuk dibaca. Dia tentu terkejut sekaligus penasaran dengan arti mimpi tersebut.
Namun, Nur memilih mengabaikannya, karena merasa itu hanyalah bunga tidur, terlebih dirinya memang sedang giat mencari tahu tentang ajaran agama Islam.
Tidak disangka, orang berjubah putih itu kembali datang ke mimpinya. Di mimpi yang kedua, Nur justru diajak ke masjid untuk sholat. Akhirnya Nur memutuskan untuk memperdalam ilmu agama Islam demi menemukan jawaban serta memantapkan hatinya yang dilanda dilema.
Setelah 7 tahun memahami ajaran agama Islam, Nur pun mantap mengucap dua kalimat syahadat dan resmi menjadi mualaf.
Kisah ini membuktikan bahwa hidayah Islam dari Allah Subhanahu wa ta'ala memang bisa turun kepada siapa saja dan kapan saja. Semoga kisah mualaf ini bisa menjadi inspirasi banyak orang.
Wallahu a'lam bissawab.
Editor : Iskandar Nasution