Kelangkaan Gas Subsidi 3 Kg: Cerita Tragis dari Tangsel dan Solusi yang Belum Jelas!

Tim iNews
Kelangkaan gas 3 kg semakin meresahkan warga, membuat mereka harus antre panjang untuk mendapatkan kebutuhan pokok ini. Pemerintah diharapkan segera mencari solusi. (Foto : Dok)

TANGSEL, iNewsPandeglang.id Seorang wanita lanjut usia, berinisial Y (63), meninggal dunia setelah kelelahan mengantre gas subsidi 3 kg di Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (3/2/2025). Y terpaksa antre berjam-jam di pangkalan gas untuk mendapatkan gas yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat ini. 

Setelah mendapatkan gas, ia kelelahan dan pingsan dalam perjalanan pulang. Meskipun warga sekitar segera membawanya ke rumah sakit, nyawanya tidak tertolong.

“Y terlihat sangat lelah setelah mengangkat tabung gas. Tidak lama kemudian, ia pingsan dan tidak sadarkan diri,” ujar Tomi, seorang warga setempat.

Antrean Panjang Akibat Kelangkaan Gas

Kelangkaan gas subsidi 3 kg telah menjadi masalah serius di Tangerang Selatan. Warga harus antre sejak pagi di pangkalan gas, karena pengecer dilarang menjual gas 3 kg. Kondisi ini memaksa banyak orang, terutama dari kalangan menengah ke bawah, untuk menunggu berjam-jam demi mendapatkan gas.

Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM, sebelumnya menegaskan bahwa gas elpiji 3 kg tidak mengalami kelangkaan. Namun, keluhan warga dan antrean panjang di hampir seluruh pangkalan gas menunjukkan bahwa sistem distribusi yang baru belum berjalan dengan baik.

Warga yang paling terdampak akibat kebijakan ini adalah mereka yang tergolong dalam kalangan ekonomi menengah ke bawah. Antrean panjang di pangkalan gas membuat mereka harus mengorbankan waktu dan tenaga hanya untuk mendapatkan gas yang seharusnya mudah diakses.

"Pemerintah perlu segera mengambil langkah konkret untuk mencegah kelangkaan ini semakin parah. Jangan sampai kejadian tragis ini terulang,” tambah Tomi.

Evaluasi Kebijakan

Anggota Komisi VI DPR, Herman Khaeron, mengkritik kebijakan larangan penjualan gas elpiji 3 kg di pengecer. Menurutnya, masalah kelangkaan ini bukan terletak pada proses penyaluran ke penerima manfaat, melainkan pada aturannya.

"Menurut saya ini harus dikaji ulang. Masalahnya bukan terletak pada proses penyaluran hingga ke penerima manfaat, melainkan karena aturan yang diterapkan," ujar Herman saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Herman juga menekankan pentingnya memastikan gas subsidi tepat sasaran. "Pemerintah perlu memastikan penerima manfaat dari gas elpiji 3 kg bisa dijangkau dengan baik, termasuk tetap memperbolehkan penyaluran sampai ke warung," tambahnya.

Kebijakan yang mengharuskan gas subsidi 3 kg hanya dijual di pangkalan resmi dan bukan pengecer membuat harga gas menjadi lebih terkontrol. Namun, sistem distribusi yang belum siap membuat banyak warga kesulitan.

Pemerintah diharapkan segera mencari solusi konkret untuk mengatasi kelangkaan gas 3 kg agar kejadian serupa tidak terus berulang.

Editor : Iskandar Nasution

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network