Endang Trisna, Kepala Desa Sukarame, menjelaskan bahwa Dzikir Saman bukan hanya seni budaya, tetapi juga identitas masyarakat setempat. Tradisi ini menjadi kebanggaan warga desa, dan sering kali menjadi acuan bagi desa-desa lain untuk menjaga kelestarian budaya lokal.
Di era modernisasi ini, *Dzikir Saman* menghadapi tantangan besar untuk bertahan. Namun, dengan komitmen kuat dari masyarakat, khususnya generasi muda, kesenian ini tetap hidup. Para pemain berharap pemerintah dan pihak terkait memberikan dukungan untuk menjaga agar tradisi ini terus berkembang dan dikenal lebih luas.
Dzikir Saman bukan sekadar kesenian, tetapi juga sarana untuk menjaga hubungan sosial dan memperkuat spiritualitas masyarakat Pandeglang. Sebagai warisan budaya yang sudah ada sejak masa kemerdekaan, tradisi ini diharapkan akan tetap hidup dan lestari, terus diwariskan kepada generasi mendatang.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait