YOGYAKARTA, iNewsPandeglang.id – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan program inisiatif Salarupan yang fokus pada pengolahan pasca panen dan limbah salak kepada Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Tlatar Kandangan, Kelurahan Wonokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan TP PKK Dusun Tlatar Kandangan dan merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM).
Ketua Tim PKM-PM UGM, Aisha Razita, mengatakan bahwa Salarupan merupakan inisiatif terbaru yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Dikti) Republik Indonesia. “Tujuan dari Program Salarupan ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Ibu-Ibu PKK di Dusun Tlatar Kandangan melalui pengolahan pasca panen dan pengolahan limbah salak dengan menjadikan produk bernilai tambah,” kata Aisha melalui rilis diterima Jumat (5/7/2024).
Aisha menjelaskan bahwa Program Salarupan ini juga bertujuan untuk mengembangkan ide-ide inovatif, kreatif, serta menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan masyarakat. “Program inovatif ini kami beri judul besar Salarupan Inisiasi Agribisnis Salak Terintegrasi melalui Pemberdayaan Ibu-ibu PKK Dusun Tlatar. Tim PKM-PM yang terlibat antara lain Aisha Razita K sebagai ketua, dengan anggota Vivi Aryanti, Eri Wahyani Rahayu, Bafaqih Rizal, Sya’bani Rayhan Adi N, dan pembimbing Bapak R. Derajad Sulistyo Widhyharto,” tuturnya.
Dusun Tlatar Kandangan, dengan mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani salak, menghadapi tantangan besar terkait pemanfaatan limbah salak yang tidak lolos sortasi. “Program Salarupan hadir sebagai solusi inovatif yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kreativitas ibu-ibu PKK dalam mengolah limbah salak menjadi produk bernilai tambah,” jelas Aisha.
Eri Wahyani Rahayu dari Tim PKM-PM menyebutkan bahwa pihaknya telah menggelar berbagai pelatihan seperti pembuatan pupuk organik cair, sabun natural, dan serbuk biji salak. “Pelatihan-pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan baru kepada para ibu, tetapi juga membuka peluang agribisnis yang berkelanjutan dengan nilai jual tinggi dan ramah lingkungan. Program Salarupan juga melibatkan sosialisasi pembentukan koperasi, branding, serta pemasaran produk,” ungkapnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait