"Sementara semereka itu butuh biaya untuk anak sekolah, untuk makan anak istrinya. Ya saya berharap sih perusahaan ini cepat kembali berjalan seperti biasa, supaya masyarakat bisa lagi bekerja untuk menafkahi anak istrinya," ujarnya
Terkait penyebab sungai menjadi keruh, menurutnya bukan karena dari limbah perusahaan, namun karena ada aktivitas warga yang mengambil bebatuan.
"Ya, itu penyebabnya, awalnya masyarakat yang bekerja di perusahaan, mereka akhirnya kembali ke pekerjaan asal, yaitu mungut-mungut batu yang ada di anak kali atau di sepadan anak kali itu, dan menyebabkan kali itu menjadi keruh, itu sebenarnya penyebabnya," kata Jalu Harto.
Kades mengaku pihaknya telah berkirim surat kepada pihak perusahaan dan Disnakar berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terkait kondisi tenaga kerja dan kebutuhan masyarakat. Mengenai alasan penutupan perusahaan oleh Gakum KLHK, sepertinya memang ada beberapa hal yang belum jelas. Mungkin memerlukan klarifikasi lebih lanjut dari pihak berwenang atau perusahaan.
"Saya berharap Gakum punya hati, Gakum punya nurani, dengan ratusan orang yang bekerja di sini, sekarang tidak punya penghasilan. Saya berharap perusahaan ini secepatnya berjalan kembali," pungkasnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait