LEBAK, iNewsPandeglang.id – Lima tahun sudah berlalu sejak bencana banjir bandang dan longsor meluluhlantakkan kawasan Cigobang, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten. Namun hingga kini, ratusan kepala keluarga korban bencana masih bertahan di hunian sementara (huntara) yang jauh dari kata layak.
Ironisnya, di tengah penderitaan tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak justru kembali menerima penghargaan atas kinerja pembangunan.
Kondisi itu memantik kritik tajam dari berbagai pihak. Salah satunya datang dari wakil rakyat.
Dalam Rapat Paripurna DPRD Lebak pada Rabu, 23 April 2025, Sekretaris Komisi III DPRD Lebak, Medi Juanda dari Fraksi NasDem, menyampaikan kritik keras di hadapan Bupati Hasbi Jayabaya dan Wakil Bupati Amir Hamzah.
“Dari tahun 2019 sampai sekarang, warga Cigobang masih tinggal di huntara. Ini warga negara Indonesia, Pak Bupati! Mereka juga berhak hidup layak. Jangan kejar penghargaan dulu, selesaikan dulu yang mendasar,” kata Medi dengan lantang.
Lebih jauh, Medi juga menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia. Ia menekankan perlunya ruang pendidikan yang kondusif, perlindungan terhadap guru, dan perhatian serius terhadap karakter anak-anak korban bencana.
“Banyak guru hari ini hanya mengajar, bukan memimpin dan mendidik. Kalau gurunya tidak dilindungi dan tidak diberi perhatian, bagaimana masa depan anak-anak kita? Karakter dan akhlak mereka bisa terancam. Ini lebih penting dari sekadar jalan rusak,” tegasnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait