BANTEN, iNewsPandeglang.id - Gunung Anak Krakatau yang berada di Perairan Selat Sunda kembali mengalami erupsi dan melontarkan abu vulkanik pekat setinggi 1000 meter dari puncaknya. Gunung berapi tersebut status siaga dan masyarakat diimbau waspada.
Pos pemantauan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Foto iNews/Iskandar Nasution
Aktivitas gunung api ini terpantau pada Kamis (30/11/2023) sudah dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 20-30 mm dan lama gempa 20-35 detik, satu kali harmonik dengan amplitudo 22 mm dan lama gempa 45 detik.
Dari pengamatan visual CCTV yang yang berada di Kepulauan Krakatau, Gunung Anak Krakatau ini terpantau mengalami erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik yang berwarna kelabu ke udara. Ketinggian kolom abu mencapai 1000 meter dari puncaknya gunung.
Abu letusan masih terus terlihat keluar dari kawah gunung. Selain mengeluarkan abu vulkanik peka, gunung api ini juga sudah 9 kali mengalami erupsi sejak Senin lalu.
Deny Mardiono, Petugas Pengamat gunung api yang berada di lokasi pos pemantauan Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten mengatakan, tidak ada getaran serta dentuman saat terjadinya erupsi gunung anak krakatau ini.
Tak hanya itu, gunung anak krakatau ini juga mengalami delapan kali gempa low frequency dengan amplitudo 8-15 mm, dan lama gempa 9-12 detik serta satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 1-30 mm, dominan 7 mm.
"Saat ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih berstatus SIAGA atau LEVEL III serta masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari posisi kawah, Namun untuk wilayah di Pantai Anyer masih diperbolehkan dan dalam kategori aman," ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya Kamis (30/11/2023).
Petugas juga masih terus mengamati perkembangan aktiivitas Gunung Anak Krakatau yang saat ini masih terus mengalami erupsi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait