"Nah, di sini masyarakat juga sangat resah ini, pak, ni jalan satu-satunya. Kalau ini sampai putus, masyarakat nggak ada jalan lain. Ini satu-satunya jalan yang menuju ke pasar, ke rumah sakit dan aktivitas sehari-hari," tuturnya.
"Karena sekarang kan musim hujan. Takutnya kalau ada hujan lebat lagi, ini terjadi lagi longsor yang mengakibatkan jalan terputus," sambungnya.
Dia mengaku jalan berlubang dan sudah rusak ini pernah dibangun sudah lama namun sudah rusak kembali. "Nah, ini dulu pernah. Cuman beberapa saat aja, kini sudah hancur lagi kayak gini," katanya.
Sementara itu pihak pemerintah desa melalui Sekretaris Desa Citepuseun, Sangsang menyebut titik longsor di jalan tersebut ada satu di daerah Cikadu Keramat. "Jadi tanggapan kami, selaku pemerintahan desa, kami selalu prihatin terhadap jalan tersebut. Jalan itu bukan hanya yang longsor, tapi jalan itu juga sepanjang 6 km. Bahkan itu hanya satu sisi doang yang mengalami longsor, yaitu di titik Cikadu Keramat," katanya.
Sangsang mengaku dengan adanya longsor tersebut pihaknya selalu memberikan imbauan kepada pengguna jalan, terutama untuk kendaraan roda empat agar berhati-hati saat melintasi jalan tersebut. Karena bisa saja suatu waktu itu jalan tersebut ambruk atau longsor semuanya.
Dijelaskannya, jalan Itu jalan satu-satunya untuk akses dari Kecamatan Cihara, atau dari Desa Citepusen ke Desa Cikaret, Kecamatan Cinggemblong. Jika terputus paling juga bisa kendaraan roda dua, namun roda empat tidak bisa melalui jalan ini.
"Jadi untuk jalan yang rusak itu, sekitar 6 kilometer. Karena yang tadinya dari Desa Pondokpanjang ke Cikaret itu 8 kilometer terus yang 2 km itu sudah terbangun dan sisanya itu 6 km itu hanya terpisah batu dan tanah merah. Pernah ini ada pembangunan pada 2014," ujarnya.
Warga berharap semoga jalan tersebut dapat perhatian dari pemerintah dan segera dibangun. Karena kalau tidak terbangun di tahun 2024, mungkin jalan tersebut tidak bisa digunakan lagi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait