6. Trannsformasi digital bahkan pioneer dalam menghubungkan B2B secara online
Sebagai perusahaan industri baja terkemuka di tanah air, Krakatau Steel telah menerapkan sistem digitalisasi dalam pengelolaan perusahaan bahkan dikenal sebagai pioner dalam penerapan digitalisasi di antara pelaku industri baja lainnya yang beroperasi di Indonesia. KS Group seperti dijelaskan Pranowo Widodo, telah mengadopsi digitalisasi dalam bentuk otomatisasi maupun pemantauan sistem produksi secara online. “Dengan teknologi digital akan membawa tingkat efisiensi dan produktivitas baru serta mendukung industri baja dalam mengembangkan daya saing global.”
Inovasi digitalisasi penting lainnya yang telah dicapai KS adalah dengan diluncurkannya marketplace online melalui aplikasi KRASmart marketplace yang menghubungkan secara B2B sejak 26 November 2021. KRASmat merupakan platform digital dari PT Krakatau Steel (Persero), Tbk yang dirancang khusus untuk memberikan pengalaman belanja online bagi konsumen dengan mudah, terpercaya dan cepat.
7. Transisi industri melalui roadmap zero carbon
Sebagai bagian dari pelaku industri baja di ASEAN, KS bersama para pelaku industri baja lainnya di dunia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon. Hal ini sesuai dengan kesepakatan United Nation Climate Change Conference (COP26) dan bekerja secara bersama-sama untuk menuju mitigasi perubahan iklim, dimulai dengan mengajukan kebijakan untuk pengendalian emisi karbon.
"Oleh karena itu, SEAISI dan AISC akan mengembangkan roadmap industri baja net zero carbon dan terus berupaya menemukan cara untuk mengurangi emisi karbon industri baja di ASEAN secara efektif," ungkap Pranowo Widodo dalam keterangan tertulis yang diterima Redaksi iNewsPandeglang.id beberapa waktu lalu.
Seperti yang diketahui, gerakan zero carbon emision sebagai upaya untuk menekan climate change telah menjadi kampanye global yang dikemas dalam konsep ESG (environmental, social, and governance) atau lingkungan, sosial, dan tata kelola. Gerakan industri baja zero karbon KS merupakan realisasi dari (Environmental), sedangkan (Social) ditunjukkan dengan berbagai kegiatan CSR secara intens, selain tentu saja tata kelola (Governance) perusahaan yang terus dibenahi demi tercapainya bisnis yang berkelanjutan dengan mengedapankan ekonomi hijau (green economy) yang juga didukung pemerintah melalui berbagai regulasi.
ESG telah menjadi komitmen bagi para pelaku industri dan bisnis di seluruh dunia, demikian pula bagi KS Group. Hal ini tentunya menjadi angin segar mengingat fakta membuktikan penerapan ESG pada perusahaan-perusahaan di dunia telah bedampak positif terhadap investasi. Penerapan zero carbon akan berdampak terhadap kenaikan kinerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan trust terhadap emiten berkode KRAS tersebut di pasar bursa dan ‘menghijau’ kembali.
Nah itulah, 7T yang menjadi indikator penyebab optimistis Krakatau Steel hadapi tren kenaikan pemerintaan nasional dan global. Dengan indikator-indikator tersebut di atas bukan tidak mungkin akan membawa kinerja KS terus meroket. Saat ini, direksi beserta segenap jajaran karyawan KS tengah berjuang mencapai target pendapatan Rp28 triliun dan laba bersih sekitar Rp1,3 triliun pada 2023. Memasuki kuartal ke III, di tengah gempuran baja impor dan berbagai praktik kecurangan di industri baja, KS melihat prospek bisnis di sepanjang tahun ini masih positif.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait