2. Tren kenaikan permintaan baja global
Situasi global yang selalu fluktuatif di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik berdampak kepada hampir setiap komoditas dunia, tak terkecuali industri baja. Namun demikian, industri baja masih menunjukkan tren positif beberapa tahun terakhir. Hal tersebut sebagaimana dirilis oleh Asosiasi Industri Baja Indonesia atau The Indonesian Iron & Steel Industry Association (IISIA). Trend positif tersebut, menurut IISIA, terbukti dengan prestasi menggembirakan KS sebagai salah satu anggotanya yang mengalami peningkatan penjualan secara kekuartalan hingga 19 persen pada kuartal II-2022.
Data dari asosiasi produsen baja nasional itu kemudian diperkuat oleh data World Steel Association yang telah memproyeksikan permintaan baja global pada 2023 setidaknya akan tumbuh sebesar 1,1% untuk mencapai sekitar 1,8 miliar metrik ton. Sebagai pemain global, KS Group dikenal sebagai eksportir yang menjadi penyuplai baja di pasar Asia, Afrika, Australia, Timur Tengah hingga Eropa.
3. Tren peningkatan konsumsi baja ASEAN
Purwono Widodo selakku Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sekaligus Chairman South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI) dalam pidatonya di Forum 2023 SEAISI Conference & Exhibition, di Manila, Filipina, pada 22 Mei lalu menyatakan, tren kenaikan permintaan industri baja ASEAN sangat signifikan.
"Ekspor dari ASEAN juga terus meningkat sejak tahun 2016 dengan total ekspor 8,6 juta ton dan menjadi 25,1 juta ton pada tahun 2022. Meskipun ada perkembangan positif dari permintaan, produksi, dan ekspor, penting untuk dicatat bahwa ASEAN adalah importir baja yang besar selama bertahun-tahun." tulis pria yang mulai menjabat sebagai Dirut PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sejak 18 Januari 2023 tersebut.
Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sekaligus Chairman South East Asia Iron & Steel Institute (SEAISI) saat berpidato pada event “2023 SEAISI Conference & Exhibition” di Manila, Filipina, pada 22 Mei lalu. Foto dok PT Krakatau Steel (Persero)
Dalam penjelasan tersebut, ia memperkirakan permintaan baja di kawasan ASEAN mencapai 77,9 juta ton, atau meningkat 3,5 juta ton dari kebutuhan pada 2022 ton yang sebesar 75,3 juta ton pada tahun ini. Sedangkan untuk total produksi ditaksir mencapai sebesar 58,5 juta ton atau meningkat 9,1% dari produksi di tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Chariman SEAISI tersebut memperkirakan penambahan kapasitas baja di ASEAN akan mencapai 90 juta ton dalam 5-10 tahun mendatang. “Peningkatan tersebut didominasi oleh investasi dari Cina. Kapasitas tambahan ini sangat besar dibandingkan dengan pertumbuhan permintaan baja ASEAN.”
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait