Dikisahkanya, terdapat 3 menara di masjid itu yang berarti bahwa dalam beribadah itu harus mematuhi kepada 3 unsur yaitu keimanan, keislaman dan keihsanan. Selain itu gaya klasik dalam bangunan itu juga melambangkan fenomena alam di Caringin. Tak hanya itu kata dia, masjid ini pun menjadi saksi bisu saat terjadi letusan Gunung Krakatau waktu silam. Masjid ini bisa menampung hingga 500 jamaah.
Sementara itu, Arif asal Bandar Lampung yang singgah di masjid tersebut mengaku tidak tahu dari awal masjid tersebut bersejarah, namun dari struktur bangunan menurut ia gaya klasik tempo dulu.
"Saya dari Lampung dari kapal terus di dermaga maping cari masjid terdekat rupanya ini dapatnya yang terdekat dari dermaga. Saya rasa ini masjid etnik, unik mungkin peninggalan Belanda lihat dari arsitekturnya bentuk bangunan pun beda. Luar biasa saya gak rugi singgah ada kenangan tersendiri pak rencananya mau foto-foto ini," ujarnya.
Masjid ini menurutnya nyaman, berharap untuk dirawat karena punya nilai sejarah tersendiri. Terlebih untuk mempertahankan keasliannya seperti bahan dari kayu lumayan susah. " Ini penting sekali perawatannya," pungkasnya.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait