Dijelaskannya, monitoring dinamika atmosfer di wilayah Provinsi Banten menunjukan adanya peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat disertai seruakan dingin, pembentukan pusat tekanan rendah di selatan Indonesia, terpantaunya aktifitas gelombang atmosfer (Madden Julian Oscillation – MJO, gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial), suhu muka laut hangat serta adanya daerah belokan angin dan daerah pertemuan angin di sekitar wilayah Banten. Kondisi tersebut dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan-awan hujan yang cukup signifikan.
Berdasarkan analisis di atas, wilayah Provinsi Banten dalam tujuh hari ke depan masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang terutama di sebagian besar wilayah Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Serang bagian Barat, Kota Serang, Kabupaten Tangerang bagian Tengah dan Selatan, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
"Dampak dari kondisi tersebut perlu diwaspadai meningkatnya potensi bencana hidrometeorologi (genangan air, banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang)," tulis keterangan tersebut.
Untuk potensi tinggi gelombang1.25 – 2.5 meter berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian Utara dan tinggi gelombang 2.5 – 4.0 meter berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian Barat dan Selatan, Perairan Selatan Banten dan Samudra Hindia Selatan Banten.
Hartanto mengimbau kepada masyarakat dan pihak–pihak terkait dihimbau untuk melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, membersihkan saluran air/ sungai, jauhi tanah yang labil atau mudah longsor, melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang sudah mulai rapuh, serta selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi.
Editor : Iskandar Nasution
Artikel Terkait