Pihak Bank Indonesia (BI) segera memberikan penjelasan terkait kejadian ini. Menurut Ramdan Denny Prakoso, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, mereka sudah menghubungi Google untuk mengetahui penyebab pasti dari tampilan nilai tukar yang aneh ini.
“Kami sedang mengonfirmasi dengan pihak Google, karena data dari Bloomberg menunjukkan angka yang lebih wajar,” kata Ramdan seperti dikutip dari idx channel.
Kejadian ini cukup membuat masyarakat bingung dan khawatir. Bagaimana bisa angka yang tertera di Google begitu jauh berbeda dengan angka resmi yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan? Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa kemungkinan besar ini adalah kesalahan teknis dari pihak Google, yang menyebabkan tampilan nilai tukar menjadi kacau.
Meski begitu, perbedaan ini hanya terjadi pada platform Google Finance. Data dari lembaga perbankan resmi dan informasi dari pasar menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah tetap berada di sekitar Rp16.300 per dolar AS.
Di sisi lain, meskipun tampilan Google menunjukkan nilai tukar yang jauh lebih rendah, Dolar AS justru menguat 0,29 persen pada hari Jumat lalu, membuat banyak orang penasaran akan faktor yang menyebabkan perbedaan ini.
Berbagai platform media sosial, terutama X (dulu Twitter), ramai membahas topik ini. Banyak netizen yang bertanya-tanya, apakah ini kesalahan teknis atau ada alasan lain di balik perubahan tampilan tersebut?
Editor : Iskandar Nasution