“Pemerintah akan terus mendukung industri baja melalui kebijakan yang mendukung pengendalian impor dan peningkatan utilitas baja agar dapat bersaing di pasar global,” tambah Faisol.
Krakatau Steel optimistis dapat memenuhi kebutuhan baja nasional melalui berbagai inisiatif, termasuk transformasi dan pemulihan fasilitas produksinya. Akbar menargetkan permintaan baja nasional pada 2025 akan tumbuh sekitar 5,5% seiring dengan pertumbuhan sektor konstruksi, manufaktur, otomotif, dan program infrastruktur pemerintah yang mencapai Rp400 triliun.
Dengan sejarah panjang sebagai pelopor industri baja di Indonesia, Krakatau Steel berkomitmen untuk mendukung perkembangan industri baja yang mandiri, bernilai tambah tinggi, dan mampu bersaing di pasar global.
“Tujuan kami adalah untuk kembali ke visi awal perusahaan, yang didirikan oleh Presiden Soekarno, yaitu menjamin suplai baja berkualitas dengan harga terjangkau untuk kebutuhan pembangunan dalam negeri dan internasional,” tutup Akbar.
Krakatau Steel berharap dapat berkontribusi pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8% melalui penguatan industri baja nasional.
Editor : Iskandar Nasution