Menurut Jeni Sartika, Ketua Sanggar Seni Rampak Bedug Batu Gajah, Rampak Bedug merupakan simbol budaya Banten yang harus diwariskan kepada generasi berikutnya. "Rampak Bedug merupakan wujud ekspresi spiritual yang mencerminkan keseluruhan unsur budaya kami. Melalui seni ini, kami menunjukkan jati diri dan menjaga warisan yang telah diwariskan oleh nenek moyang," ujar Jeni belum lama ini.
Semangat generasi muda Pandeglang dalam melestarikan Rampak Bedug, memadukan musik dan tari untuk menjaga warisan budaya yang tak ternilai. Foto Iskandar Nasution
Eva, salah satu penari muda dari sanggar tersebut, juga mengungkapkan kebanggaannya terlibat dalam Rampak Bedug. “Menjadi bagian dari Rampak Bedug adalah cara kami untuk menghargai akar budaya kami dan memastikan seni ini tetap hidup untuk generasi mendatang,” katanya.
Dengan keberadaan sanggar-sanggar lain yang juga tekun melestarikan tradisi ini, Rampak Bedug terus menjadi ikon budaya yang tak lekang oleh zaman di Pandeglang. Bahkan di tengah perkembangan teknologi dan globalisasi yang pesat, kesenian ini tetap dapat menyatu dengan dinamika zaman.
Secara keseluruhan, Rampak Bedug bukan hanya sekadar pertunjukan seni, melainkan sebuah karya yang menggabungkan musik, gerakan tari, simbolisme, dan ekspresi visual, yang menyentuh hati setiap penontonnya. Seni ini mengokohkan identitas budaya Banten dan sekaligus memperkaya warisan budaya Islam yang ada. Rampak Bedug membuktikan bahwa seni tradisional dapat bertahan dan tetap memukau, sekaligus relevan di tengah kemajuan zaman.
Editor : Iskandar Nasution