Dengan reaktivasi jalur kereta api ini, masyarakat di Banten Selatan akan mendapatkan kemudahan akses transportasi yang lebih baik, sekaligus mengurangi ketergantungan pada moda transportasi darat yang sering mengalami kemacetan.
“Jalur ini akan berperan krusial dalam mendukung mobilitas masyarakat serta memperlancar distribusi barang. Kami berharap dengan adanya kerja sama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat, proses reaktivasi akan berjalan lancar,” kata Ferdian kepada awak media belum lama ini.
Namun, seiring perkembangan moda transportasi lain, jalur ini ditutup pada tahun 1984. Meskipun demikian, harapan untuk menghidupkan kembali jalur kereta api ini tidak pernah padam. Sejak beberapa tahun terakhir, wacana untuk reaktivasi jalur Rangkasbitung-Labuan semakin menguat, terutama dengan dukungan pemerintah.
Pada 25 Juli 2019, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) menginisiasi proses reaktivasi jalur untuk segmen I Rangkasbitung-Pandeglang. Sayangnya, rencana ini terhambat oleh pandemi COVID-19. Namun, saat ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menegaskan komitmennya terhadap proyek ini dan pentingnya untuk merealisasikannya.
Kehadiran kembali jalur-jalur kereta api yang telah lama hilang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan aksesibilitas, terutama di daerah-daerah yang selama ini terisolasi. Dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat, masa depan kereta api di Indonesia diharapkan semakin cerah.
Editor : Iskandar Nasution