Protes berujung pada aksi unjuk rasa yang berlangsung di depan Gedung DPRD Lebak pada 23 September 2024, yang kemudian berubah ricuh. Massa menuntut transparansi dan kejelasan dari PDIP terkait alasan penunjukan Juwita. Beberapa elemen masyarakat meyakini bahwa keputusan ini dipengaruhi oleh status Juwita sebagai anak dari Ribka Tjiptaning.
Ketegangan yang terjadi di lapangan menyebabkan dua petugas Satpol PP mengalami luka-luka saat mencoba meredakan situasi. Hingga saat ini, masyarakat masih menanti penjelasan lebih lanjut dari pihak berwenang terkait penunjukan Juwita Wulandari sebagai Ketua DPRD Lebak.
Foto Tangkapan Layar
Di media sosial, warganet ramai membahas isu ini. Salah satu akun, @putra.ajisujati, berkomentar, "Junaedi Ibnu Jarta diisukan bakal digeser dari posisinya sebagai Ketua Sementara yang seharusnya bakal menjadi Ketua DPRD Lebak tetap. Awalnya ada 3 nama, yaitu Junaedi, Konijah, dan Dimas. Tapi Junaedi diprioritaskan karena mendapat suara terbanyak, 11.893 suara, sehingga Junaedi ini tidak hilang yang dapat 2 kursi. Tapi tiba-tiba muncul nama Juwita yang tidak ada dalam daftar awal calon dan suaranya jauh di bawah Junaedi, hanya 5.422 suara. Jelas, massa pun menolak keras Juwita Wulandari."
Warganet ini juga menyoroti bahwa penetapan ini diduga kuat karena Juwita adalah anak dari Ribka Tjiptaning, yang membuat publik curiga terhadap adanya pengaruh keluarga dalam penunjukan tersebut. "Siapa yang bermain di balik semua ini?" tanyanya.
Dengan adanya penetapan ini, berbagai pihak berharap agar klarifikasi dari PDIP terkait proses seleksi calon Ketua DPRD Lebak dapat memberikan kejelasan dan meredakan ketegangan di tengah masyarakat.
Editor : Iskandar Nasution