BALIKPAPAN, iNewsPandeglang.id - Kota Cilegon, Banten berhasil meraih peringkat tiga dalam kategori Kapasitas Fiskal Kuat se-Indonesia, sebuah pencapaian yang membuat Wali Kota Helldy Agustian merasa bangga. Kabar baik ini diumumkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) ke-17 di Kota Balikpapan pada Selasa, 4 Juni 2024.
Menurut Wali Kota Helldy, prestasi ini menunjukkan bahwa keuangan Kota Cilegon dalam kondisi yang baik dan masuk dalam tiga besar kota se-Indonesia adalah pencapaian luar biasa. Keberhasilan ini diharapkan dapat mendorong Kota Cilegon untuk terus berinovasi, berkreativitas, dan meningkatkan inovasi di masa depan, sejalan dengan arahan Presiden dan Kementerian Dalam Negeri.
"Alhamdulillah, kabar baik ini menunjukkan bahwa Kota Cilegon berada di peringkat ketiga setelah Semarang dan Surabaya dalam kategori Fiskal Kuat. Ini menandakan bahwa keuangan kita sudah dalam kondisi yang baik. Dari kota-kota se-Indonesia, masuk tiga besar," ungkapnya dengan penuh rasa syukur.
Harapan Wali Kota Helldy Agustian bahwa Kota Cilegon dapat terus berinovasi dan berkreasi sangatlah penting. "Dengan semangat untuk meningkatkan inovasi, kreativitas, dan berkembang sebagaimana yang diperintahkan oleh Pak Presiden dan Pak Kemendagri, Kota Cilegon dapat mencapai prestasi yang lebih besar di masa depan," katanya.
Tentu saja! Peringkat yang diraih oleh Kota Cilegon menunjukkan keberhasilan pemerintah kota dalam mengelola keuangan daerah dengan baik. Hal ini juga menggambarkan komitmen mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi dan kreativitas.
Menteri Tito Karnavian menjelaskan tentang pengelompokan daerah berdasarkan kapasitas fiskal mereka memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan daerah di Indonesia. Fokusnya pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai indikator utama menyoroti pentingnya keberlanjutan keuangan daerah. Hal ini menegaskan perlunya otonomi daerah dalam mengelola keuangannya sendiri untuk meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam pembangunan.
Tito menekankan bahwa daerah dengan PAD kuat biasanya memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi. "Daerah dengan PAD kuat, seperti Kota Semarang, Kota Surabaya, dan Kota Cilegon, memiliki kemampuan untuk meluncurkan berbagai program kreatif karena memiliki dukungan finansial yang memadai. Sebaliknya, daerah yang sangat bergantung pada pemerintah pusat seringkali menghabiskan PAD-nya untuk belanja pegawai dan tenaga honorer," ungkapnya.
Editor : Iskandar Nasution