Meskipun demikian, ia mengakui bahwa perlu ada pembenahan terus-menerus, baik dari pemerintah sebagai regulator maupun operator pelabuhan, untuk mengatasi permasalahan seperti over kapasitas dan sistem penjualan tiket yang belum sempurna. Selain itu, ia menyampaikan evaluasi terkait angkutan lebaran tahun 2024 dan menyatakan perlunya pembenahan terus-menerus baik dari pemerintah sebagai regulator maupun operator pelabuhan.
"Tentu ini menjadi pertimbangan obyektif "Ojo dibandingke" not apple to apple," tegasnya.
Togar mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi selama masa Angleb, seperti over kapasitas, pembagian muatan yang tidak merata, sistem tiket, kurangnya buffer zone, dan keberadaan calo tiket. Dia juga menyuarakan ketidakadilan dalam perlakuan antara kapal reguler dan kapal eksekutif, yang menurutnya seharusnya kapal eksekutif juga harus mengikuti aturan TBB (Tidak Muat di Pelabuhan Seberang) seperti kapal reguler.
Lebih lanjut togar mengatakan perlunya penyamaan tarif antara kedua jenis kapal tersebut agar muatan bisa terbagi merata ke setiap dermaga. Selain itu, ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pihak pemerintah atas upaya pembangunan Dermaga Eksekutif 2 (Dermaga 1) yang telah memberikan alternatif layanan kepada masyarakat.
Namun, ia menegaskan pentingnya penambahan satu unit kapal lagi di dermaga tersebut untuk mengurai antrian dengan cepat. "Saya berterima kasih pada pemerintah yang telah mendorong diadakannya Dermaga Eksekutif 2 (Dermaga 1) yang sudah digunakan pada Nataru tahun 2023/2024, dan masyarakat sudah senang dengan adanya pilihan layanan di dermaga tersebut. Namun mengingat bahwa Angleb ini adalah angkutan kemanusiaan, kita rela di dermaga ini ditambahkan lagi 1 unit kapal agar dapat cepat mengurai antrian," katanya.
Dalam wawancara terpisah, Agus Pambagyo, seorang Pengamat Kebijakan Publik kepada wartawan mengatakan bahwa setuju dengan pendapat Ketua DPC Gapasdap Merak. Dia menyatakan bahwa penyebab kemacetan tersebut disebabkan oleh kurangnya dermaga dan sistem penjualan tiket ferizy yang belum sempurna.
Editor : Iskandar Nasution