get app
inews
Aa Text
Read Next : Hari Santri 2024: Ribuan Santri di Lebak Gelar 'Murak Liwet', Suasana Alun-Alun Jadi Meriah!

Mengapa Kue Kering Selalu Hadir di Momen Lebaran? Ini 5 Alasannya

Jum'at, 29 Maret 2024 | 23:31 WIB
header img
Kastengel yang terbuat dari keju adalah jenis kue kering yang wajib menghiasi meja saat merayakan ldul Fitri. Foto Istimewa

2. Simbol Keharmonisan dan Silaturahmi
 Penyajian kue kering di tengah-tengah perayaan Idul Fitri juga melambangkan keharmonisan dan silaturahmi antara anggota keluarga, tetangga, dan teman-teman. Kue kering sering kali disajikan kepada tamu yang datang berkunjung sebagai tanda kasih sayang dan saling menghormati.


Kastengel yang terbuat dari keju adalah jenis kue kering yang wajib menghiasi meja saat merayakan ldul Fitri. Foto Istimewa

 

3. Variasi dan Pilihan
Kue kering memiliki beragam bentuk, rasa, dan variasi, yang membuatnya cocok untuk disajikan dalam berbagai kesempatan. Dengan banyaknya pilihan kue kering, setiap orang dapat menemukan sesuatu yang sesuai dengan selera dan preferensi mereka.

4. Keterjangkauan dan Daya Tahan
Kue kering relatif mudah disiapkan dan memiliki masa simpan yang cukup lama jika disimpan dengan baik. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang praktis untuk disajikan selama periode perayaan yang berlangsung beberapa hari.

5. Tradisi dari Masa Kolonial
Seiring dengan sejarah kolonial Belanda di Indonesia, adopsi budaya Belanda termasuk juga kebiasaan menyajikan kue kering saat perayaan Idul Fitri. Meskipun awalnya merupakan pengaruh asing, kue kering telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari tradisi Lebaran di Indonesia.

Sebagai informasi tambahan, Kisah asal usul kue kering memang menarik dan memberikan wawasan tentang bagaimana makanan tersebut menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai budaya, termasuk dalam perayaan Lebaran di Indonesia.

Penemuan kue kering secara tidak sengaja oleh seorang tukang roti di Persia pada abad ke-7 menjadi titik awal dari penyebaran kue tersebut ke berbagai wilayah. Awalnya, kue kering hanya disajikan untuk kaum bangsawan, namun kemudian, melalui pedagang Muslim, kue tersebut menyebar ke berbagai tempat, termasuk di wilayah Eropa yang pada saat itu dipengaruhi oleh kekuasaan Muslim, seperti Spanyol.

Perlahan-lahan, kue kering mulai dinikmati oleh berbagai kalangan di Eropa pada abad ke-14, dan produksi kue kering secara besar-besaran dimulai pada abad ke-19 berkat kemajuan teknologi. Dengan ekspansi Eropa ke berbagai negara, termasuk ke wilayah Nusantara, kudapan-kudapan tersebut akhirnya menjadi bagian penting dari budaya Lebaran di Indonesia.

Dengan demikian, keberadaan kue kering saat Idul Fitri bukan hanya sekadar tentang rasa dan kenikmatannya, tetapi juga tentang nilai-nilai sosial, budaya, dan tradisi yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia.

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut