Meski demikan, kewaspadaan BMKG terhadap potensi cuaca ekstim menunjukkan pendekatan yang proaktif. Kolaborasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, operator jasa penyeberangan, BPBD, Basarnas, serta TNI/Polri, menjadi langkah penting untuk mengantisipasi dan merespons dengan cepat jika terjadi kondisi cuaca ekstrem.
Peran BMKG dalam melaporkan kondisi cuaca dan langkah-langkah yang diambil sesuai dengan SOP masing-masing instansi terkait menunjukkan koordinasi yang terstruktur dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem. Kolaborasi ini menjadi penting untuk memastikan respons yang efektif dan cepat terhadap perubahan kondisi cuaca yang mungkin terjadi.
Menurutnya, rutinitas yang dilakukan oleh BMKG dalam pemantauan cuaca kembali diakui, dan pembenahan lebih lanjut dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). "Harapan BMKG adalah agar mobilitas penyeberangan, khususnya di Pelabuhan Ketapang - Gilimanuk dan penyeberangan lainnya, dapat berlangsung lancar dan aman selama periode tersebut," katanya.
Sementara Guswanto dari BMKG menyampaikan bahwa potensi hujan sedang hingga lebat dapat terjadi di beberapa wilayah Indonesia dalam rentang waktu 23 Desember 2023 hingga 1 Januari 2024. Wilayah yang mungkin terpengaruh meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan Bengkulu. Selanjutnya, termasuk juga Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, dan Papua.
Editor : Iskandar Nasution