Maraknya perburuan tentunya tidak sebanding dengan perkembangbiakan lobster itu sendiri. Ada berbagai jenis lobster yang dilepasliarkan di Perairan Tanjungjaya ini sepeeti lobster pasir, batik, bambu, pakistan dan lobster mutiara.
Sementara Rysno alias Daeng Anno menyebut jika menciptakan rumah ikan belum tentu Lobster datang, namun jika menciptakan rumah Lobtser sudah pasti ikan-ikan bakal datang.
"Karena kita ciptakan rumah lobster yang habitatnya di tempat di goa atau lobang-lobang persembunyian. Di dalam rumah lobster tersebut sudah disediakan pakan berupa kerang laut yang hidup dan juga akan berkembang didasar laut,” katamya.
Dia berharap kepada pemerintah, metode rumah lobster yang dikembangkan dapat dikembangkan diberbagai daerah lainnya. “Jika metode-metode rumah lobster ini dikembangkan maka kemungkinan Indonesia akan menghasilkan lobster nomor 1 di dunia yang tentunya akan menambah devisa negara,” kata Daeng.
Lebih lanjut Daeng menuturkan, melestarikan habitat lobster akan memberikan potensi besar bagi perkembangan lobster tersebut. Terlebih, anak-anak di pesisir pantai diberikan edukasi cara membangun rumah lobster dengan membuat terumbu karang buatan. Tujuannya menjaga habitat lobster agar tidak punah.
Terumbu karang yang terbuat dari semen dengan bentuk lonceng ini, umumnya sangat disukai lobster. Warga membawa pakan lobster berupa kerang laut yang nantinya akan ditempatkan di terumbu karang buatan tersebut.
“Untuk saat ini baru ada 18 terumbu karang buatan yang disiapkan dan rencananya jika program ini berhasil akan ada banyak terumbu karang lain yang akan di tanam di dasar laut Pandeglang. Diharapkan anak-anak dapat meneruskan budidaya lobster dengan cara membuat rumah lobster tersebut,” jelasnya.
Editor : Iskandar Nasution