get app
inews
Aa Text
Read Next : Wujudkan Komitmen Peduli Lingkungan dan Masyarakat, PT TCI Pekerjakan 50 Warga Lokal

Putrinya Jadi Korban Kekerasan Seksual, Ini Ungkapan Hati Ibu dari Santri Cantik Asal Lebak

Senin, 14 Agustus 2023 | 13:33 WIB
header img
Santri cantik asal Lebak, Banten jadi korban kekerasan seksual. Foto ilustrasi pemerkosaan/iNews.id . Foto ilustrasi SINDONews

LEBAK, iNewsPandeglang.Id - Orang tua mana yang hatinya tidak hancur menghadapi kenyataan nasib putri yang dikasihinya dipaksa pria tak bertanggung-jawab untuk menjadi pemuas syahwatnya. Inilah yang dirasakan SR, ibu dari SS, santri cantik asal Lebak, Banten  yang baru-baru ini berkirim surat kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

Sebagai ibu, SR merasakan kepedihan putrinya yang teramat dalam. Di usianya yang masih remaja, seharusnya sang putri merasakan kegembiraan selayaknya teman-teman sebayanya, namun yang terjadi sebaliknya, putrinya didera trauma dan beban psikis berkepanjangan, terlebih kekerasan seksual itu diakui SR justru dilakukan oleh orang yang tak lain kerabat mereka sendiri. 

Sebagai orangtua, ibu dari SS mengaku benar-benar merasa terpukul atas peristiwa yang menimpa SS. Apalagi dengan perisitwa naas yang dihadapi putrinya itu, SS tidak bisa lagi masuk ke pondok pesantren. “Anak saya tak bisa lagi “Nyantri”. Jiwa keluarga kami hancur lebur. Masa depan anak kami semakin buram,” tutur SR tak bisa menyembunyikan kesedihannya. 

Karena kondisi ekonomi, SR memang tidak mampu menyekolahkan putrinya, sejak lulus SD, ia hanya bisa menitipkan putrinya ke pondok pesantren salafi, hanya itu yang bisa ia lakukan terlebih ayah SS telah lama meninggal dunia. “Kami dari keluarga miskin, putri saya sudah yatim sejak kecil, saya pun hanya bisa memasukkan putri saya di pesantren sejak lulus SD,” tutur SR, ibu kandung SS.  

Hati SR benar-benar hancur, ia menjerit manakala mendengar pengakuan pertama kali dari putrinya mengenai kekerasan seksual yang dialaminya, terlebih pelaku  diakui SR adalah orang yang seharusnya memberikan perlindungan kepada putrinya yang seorang yatim.

“Anak saya yang masih dibawah umur, dirusak fisik dan mentalnya oleh pelaku. Awalnya disekap di kontrakan selama 3 malam, diperkosa berulang-ulang. Lalu anak kami diancam hingga pelaku bebas melakukan aksi bejatnya berulang-ulang,” ucapnya lirih.

SR  sendiri baru mengetahui apa yang terjadi kepada putrinya setelah beberapa bulan kemudian, dan betapa hancurnya ketika ia mengetahui hal itu. “Putri saya baru berani mengungkapkan kepiluannya setelah memendam aib besar selama kurang lebih 10 bulan, mulai Maret 2022 hingga Desember 2022,” ujarnya. 

Kecewa atas lambanya proses penyidikan di Polda Metro Jaya, SR dan putrinya kemudian memberanikan diri mengirim surat ke Kapolri Jendral Listiyo Sigit, ia juga berharap kasus yang dihadapi putrinya saat ini sampai ke Menkopolhukam Mahfud MD yang selama ini sangat responsive terhadap kasus-kasus hukum yang dialami masyarakat kecil seperti dirinya.

Ia juga berharap, terlapor kekerasan seksual terhadap putrinya segera ditangkap agar tidak ada lagi orang tua yang merasakan betapa hancurnya perasaan ketika mengetahui anak gadisnya direnggut kehormatannya dengan cara kekerasan, terlebih putrinya bercita-cita menjadi seorang hafidzah.

(EG)

Editor : Iskandar Nasution

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut