Dia menyebut, pembuatan trompet tradisional tidaklah mudah, karenanya ia hanya mampu membuat satu buah trompet tradisional dalam waktu satu minggu.
"Pemain trompet itu juga kaget, kenapa saya bisa membuat trompet padahal, saya tidak ahli dan saya belajar sendiri atau otodidak,"tutur Oo menirukan pernyataan pemain terompet.
"Tingkat kesulitannya pas melubangi bagian suling dan pengukiran trompet jadi itu butuh waktu lama," sambungnya.
Namun berkat kegigihannya, hasil karya tangannya itu sudah diminta para pencinta kesenian di berbagai daerah, seperti Tangerang hingga Jawa Tengah.
"Pembeli datang langsung ke sini, ada dari Cilegon, Tangerang dan Pekalongan Jawa Tengah. Saya jual Rp250 ribu per biji, dalam sebulan ya paling 4 sampai 5 buat trompet yang terjual," kata Oo Supardi.
Dia pun berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang bisa membantu mempromosikan karya tangannya tersebut, agar dapat dikenal lebih luas.
"Saya harap Pemerintah Daerah ikut membantu mempromosikan produk saya, agar bisa dikenal orang secara luas lagi," tuturnya.
.Sementara itu, Robby salah seorang warga Tangerang Selatan mengaku sengaja datang ke tempat Oo Supardi hanya untuk melihat proses pembuatan trompet tradisional.
"Sengaja saya datang ke sini langsung ingin tahu proses pembuatannya, karena kan sudah sulit ditemukan pembuatan trompet tradisional masih tradisional," ujar Robby.
Robbymengaku sudah sering datang, bukan hanya sekedar melihat proses pembuatan saja, akan tetapi membeli trompet tradisional hasil tangan Oo Supardi.
"Sudah sering kesini, dan membeli juga untuk pentas seni. Karena memang kwalitasnya bagus juga dan terbilang murah," pungkasnya.
Editor : Iskandar Nasution