Sementara Wapres saat menerima audiensi tersebut menjelaskan terkait latar belakang sejarah yang sangat kental dengan nasionalisme yaitu Geger Cilegon pada tahun 1888. Yang mana Syekh Nawawi Al-Bantani adalah salah satu tokoh penting dalam peristiwa perlawanan bersenjata rakyat Banten melawan pemerintahan Hindia Belanda.
“Geger Banten ini dalam sejarah tercatat sebagai sebuah revival (kebangkitan) gerakan kebangkitan para ulama di Indonesia yang melahirkan bibit-bibit nilai-nilai kebangsaan. Nah, di antara nilai kebangsaan dan religiusitas inilah yang dibahas bersama Wapres,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Wapres juga memberikan arahan agar film itu nanti mempunyai dimensi sejarah kebangsaan di satu pihak. Lalu, di sisi lain menjelaskan terkait latar belakang keagamaan dan keilmuan dari Syekh Nawawi Al-Bantani bersama silsilah keilmuannya dengan ulama-ulama nusantara.
Yayasan Mizan serta Yayasan SNA Initiative dalam mengggarap film tersebut juga harus melakukan riset terlebih dahulu. Pasalnya dalam film tersebut sarat akan sejarah masa lalu dan melibatkan seorang orientalis ternama berkebangsaan Belanda yang menghabiskan banyak waktunya untuk mempelajari Islam.
“Film akan diawali terlebih dahulu dengan riset yang mendalam karena juga melibatkan tokoh Snouck Hurgronje dan usai dilakukan riset yang cukup mendalam baru akan dibikin script dan seterusnya sebagaimana film yang sering kita saksikan,” katanya.
Editor : Iskandar Nasution