Joe Biden Umumkan Bakal Nyapres Lagi di 2024, Tarung Lawan Trump?
![header img](https://img.inews.co.id/media/600/files/networks/2023/04/26/1e616_joe-biden.jpg)
WASHINGTON, iNewsPandeglang.id - Presiden Amerika Serikat Joe Biden resmi mengumumkan akan mencalonkan diri lagi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Dia mengumumkan melalui tayangan video yang dirilis oleh tim kampanyenya pada Selasa, (25/4/2023).
Dalam video itu, Biden akan meneruskan masa jabatannya untuk memperjuangkan demokrasi negara.
Tak hanya itu, dia juga berjanji akan melindungi AS dari gangguan ekstremis seperti tampak tertuju terhadap Donald Trump, lawannya pada pilpres 2020 dan bisa jadi bertarung kembali pada Pilpres 2024 nanti.
"Ketika mencalonkan diri sebagai presiden 4 tahun lalu, saya mengatakan kita tengah berjuang untuk jiwa Amerika dan kita masih melakukannya. Ini bukan saatnya untuk berpuas diri," kata Biden dalam video tayangan seperti dilaporkan Reuters.
"Itulah sebabnya saya mencalonkan diri lagi. Mari kita tuntaskan tugas ini. Saya tahu kita bisa," katanya lagi.
Dalam pidatonya itu, Biden terang-terangan menyerang Partai Republik yang dinilainya sebagai ancaman untuk kebebasan AS.
Biden berjanji akan melawan berbagai kebijakan yang diperjuangkan Republik, seperti membatasi perawatan kesehatan bagi perempuan, memangkas Jaminan Sosial, melarang buku, serta mengecam ekstrimis MAGA (Make America Great Again), slogan yang didengungkan Trump.
Tokoh yang telah berusia 80 tahun tersebut harus mengatasi kekhawatiran publik AS soal usianya yang sudah menginjak 80 tahun. Survei Reuters/Ipsos pada Senin, (24/4) menyebut 44 persen pemilih Demokrat menganggap Biden terlalu tua untuk mencalonkan diri lagi.
Hal yang serupa juga harus dihadapi Trump yang sudah berusia 76 tahun. Dia menghadapi kekhawatiran tentang usianya. Meski begitu, Trump masih lebih didukung oleh pemilih Republik dari pada Biden. Sekitar 35 persen pemilih Republik yang menilai usia Trump terlalu tua.
Trump lebih awal telah mengumumkan akan ikut dalam Pilpres AS 2024 pada Oktober 2022 lalu. Dia juga lebih diunggulkan untuk memenangkan seleksi capres di internal Partai Republik. Akan tetapi Trump terganjal dengan kasus yang dihadapinya, atas tudingan soal suap soal suap sebelum Pilpres AS 2016.
Kendati demikian, Trump tak gentar dan akan melanjutkan kampanyenya untuk medapatkan sebanyak-banyaknya dukungan dan dana dari para pemilih Republik.
Editor : Iskandar Nasution