Serangan itu memicu curahan solidaritas global dengan Prancis serta perdebatan tentang apa yang dimaksud dengan kebebasan berbicara.
“Kami bersamamu selama rasa sakitmu. Apa yang kita alami sekarang adalah bencana bagi umat manusia!” kata seorang pengguna, sebelum menambahkan: "Tidak, ini bukan humor."
Cendekiawan Muslim Amerika Omar Suleiman berkata: “Mengejek kematian ribuan Muslim adalah puncak dari bagaimana Prancis telah merendahkan kita dalam segala hal.”
Beberapa pengguna mencatat bagaimana orang Turki telah melakukan pawai dukungan setelah serangan 2015, bersatu mendukung kampanye "Je suis Charlie", hanya untuk dibalas dengan apa yang dianggap banyak orang sebagai cemoohan.
Seorang pengguna mengatakan kartun itu memamerkan “semangat asli” dari Charlie Hebdo, sementara yang lain mengatakan “satu-satunya sumber pendapatan untuk surat kabar ini adalah Islamofobia”.
Komik strip itu bahkan mendapat balasan dari Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki, yang menyebutnya sebagai “barbar” dalam tweetnya.
Beberapa pendukung Charlie Hebdo berusaha membela komik tersebut, menyebutnya sebagai “satire” dan membutuhkan “konteks”
Artikel ini telah tayang di halaman okezone.com dengan judul Charlie Hebdo Kembali Berulah, Picu Kemarahan dengan Kartun Mengejek Bencana Gempa di Turki dan Suriah
Editor : Iskandar Nasution