CILEGON, iNewsPandeglang.id - Ratusan pelajar SMP Negeri 13 Kota Cilegon, Banten harus bersusah payah menuju ke sekolah mereka, akibat adanya penutupan jalan oleh warga. Belum jelas permasalahannya hingga membuat warga tega menutup jalan para pencari ilmu tersebut.
Aktivitas para pelajar di sekolah yang berada di Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota CIlegon sejak Senin, (16/1/2023) para siswa harus bersusah payah memasuki sebuah gang menuju sekolah mereka.
Akses Jalan Ditutup, Pelajar SMPN 13 Cilegon Kesulitan. Foto iNews
Jalan yang biasa mereka lalui diportal oleh warga dengan menggunakan batang bambu dan kayu hingga menyerupai permainan halang rintang. Kondisi seperti ini membuat para siswa yang diantar orangtuanya dengan sepeda motor hanya bisa sampai di depan portal jalan saja.
Tak hanya di tempat itu, beberapa jalan lainya juga terlihat adanya portal meski tidak terlalu tertutup seperti yang ada di depan jalan. Hal ini sangat menyulitkan para siswa. Bahkan tak jarang para siswa ditegur warga agar tak lagi melintasi jalan tersebut yang membuat para pelajar menjadi takut dan tidak nyaman bersekolah.
"Kadang ada warga yang negur kita agar tidak melintasi jalan tersebut," ucap Felisa dan Rochimatul, siswi SMP 13 Cilegon.
Menurut salah seorang siswi, penutupan akses jalan tersebut sudah sejak Senin (16/1). Mereka takut melintasi jalan itu karena sering ditegur oleh warga. Para siswa akhirnya takut terjadi apa-apa saat berjalan sendirian di jalur tersebut.
Sementara Abdurahman warga setempat mengatakan pihaknya ingin bertemu dengam kepala dinas pendidikan untuk membahas hal tersebut. " Kami mau bertemu dengan kepala dinas pendidikan," ucapnya.
Sementara itu, Suwanto Humas SMP 13 Cilegon mengungkapkan pihaknya belum mengetahui seperti apa kemauan warga. " Kami belum tahu apa maunya warga," tuturnya.
Menurut pihak sekolah sejak berdirinya sekolah tersebut pada 2021 lalu pihak terkait sudah mengundang berbagai pihak termasuk warga sekitar. Sebelumnya sekolah tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri yang dikembangkan menjadi Sekolah Menengah Pertama, sehingga warga yang sebenarnya tidak lagi panik dengan keberadaan adanya sekolah di lingkungan sekolah.
Belum lagi adanya sekolah, bisa menambah penghasilan warga sekitar yang berjualan dan anak-anak di sekitar bisa sekolah tidak jauh dari rumah mereka. Sementara itu warga tetap ingin bertemubpihak dinas pendidikan dan pihak sekolah untuk kembali bertemu guna menyelesaikan permasalahan ini, jika tidak, penutupan jalan akan terus berlangsung
Editor : Iskandar Nasution