Tak hanya di tempat itu, beberapa jalan lainya juga terlihat adanya portal meski tidak terlalu tertutup seperti yang ada di depan jalan. Hal ini sangat menyulitkan para siswa. Bahkan tak jarang para siswa ditegur warga agar tak lagi melintasi jalan tersebut yang membuat para pelajar menjadi takut dan tidak nyaman bersekolah.
"Kadang ada warga yang negur kita agar tidak melintasi jalan tersebut," ucap Felisa dan Rochimatul, siswi SMP 13 Cilegon.
Menurut salah seorang siswi, penutupan akses jalan tersebut sudah sejak Senin (16/1). Mereka takut melintasi jalan itu karena sering ditegur oleh warga. Para siswa akhirnya takut terjadi apa-apa saat berjalan sendirian di jalur tersebut.
Sementara Abdurahman warga setempat mengatakan pihaknya ingin bertemu dengam kepala dinas pendidikan untuk membahas hal tersebut. " Kami mau bertemu dengan kepala dinas pendidikan," ucapnya.
Sementara itu, Suwanto Humas SMP 13 Cilegon mengungkapkan pihaknya belum mengetahui seperti apa kemauan warga. " Kami belum tahu apa maunya warga," tuturnya.
Menurut pihak sekolah sejak berdirinya sekolah tersebut pada 2021 lalu pihak terkait sudah mengundang berbagai pihak termasuk warga sekitar. Sebelumnya sekolah tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri yang dikembangkan menjadi Sekolah Menengah Pertama, sehingga warga yang sebenarnya tidak lagi panik dengan keberadaan adanya sekolah di lingkungan sekolah.
Belum lagi adanya sekolah, bisa menambah penghasilan warga sekitar yang berjualan dan anak-anak di sekitar bisa sekolah tidak jauh dari rumah mereka. Sementara itu warga tetap ingin bertemubpihak dinas pendidikan dan pihak sekolah untuk kembali bertemu guna menyelesaikan permasalahan ini, jika tidak, penutupan jalan akan terus berlangsung
Editor : Iskandar Nasution