BANTEN, iNewsPandeglang.id - Terkait Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda telah mengalami erupsi menyemburkan abu vulkanik setinggi 3000 meter pada Rabu, (4/1/2023), petugas Pos pemantau hingga hari ini terus memonitoring aktivitas gunung berapi tersebut.
Ketua Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK), Dedi yang berada di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten mengatakan bahwa hasil pemantauan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari kemarin dan hari ini sudah beberapa kali alami erupsi.
"Untuk laporan harian aktivitas gunung anak krakatu pada tanggal 4 januari 2023 tercatat ataupun terekam tujuh kali vulkanik dalam lima kali vulkanik dangkal, tujuh kali low frequency, lima kali gempa hybrid kemudian dua kali gempa letusan," ucap Dedi saat ditemui di lokasi pada Kamis (5/1/2022).
Pemantauan aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Pos Pantau. Foto iNews/Ujang Suryana
"Untuk ketinggian asapnya sendiri kurang lebih 3000 meter itu tercatat pada pukul 15.08 WIB. Kemudian untuk pada hari ini tanggal 5 Januari 2023 terekam satu kali gempa letusan pada pukul 00.13 WIB dalam kurun waktu laporan pada pukul 00.00 sampai dengan 06.00 WIB," tuturnya lagi.
Menurut Dedi, untuk seberapa bahayanya atau dampaknya bagi khususnya di kelautan ini dampak bahaya hanya dalam radius 5 Kilometer dari kawah anak krakatau, diluar radius 5 Kilometer dari anak krakatau itu aman dari letusan anak krakatau. Adapun apabila terjadi tsunami, dari pihak yang berwenang terutama BMKG sudah memasang peralatan peringatan dini untuk ketinggian muka air laut.
Kemudian kata dia, di perairan jika ada peningkatan aktivitas gunung tersebut kalau untuk dari segi letusannya sendiri tidak berpengaruh dengan aktivitas di perairan ataupun dari ketinggian muka air laut.
Dedi mengimbau kepada masyarakat terutama pengelola-pengelola pariwisata untuk tetap waspada. "Himbauan kami kepada masyarakat, masyarakat tetap tenang beraktivitas seperti biasa dan selalu berkordinasi dan selalu mengikuti arahan dari BPBD setempat, selalu mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Vulkanologi atau Badan Geologi," katanya.
Dedi menambahkan, "kami memantau secara visual dan peralatan yang kami pasang di gunung dan kemudian kita visual dari pos pengamatan dan di gunung juga tetap terpantau kita pasang dua CCTV," pungkasnya. *(Reporter Ujang Suryana)
Editor : Iskandar Nasution