Lalu mereka tidak kuasa membuat suatu wasiatpun dan tidak (pula) dapat kembali kepada keluarganya. (QS Yasin: 48-50)
Pada beberapa ayat sebelumnya ayat tersebut, telah diperlihatkan penolakan orang-orang kafir untuk bertakwa dan menginfakkan harta. Maka, dalam tiga ayat di atas lalu ditunjukkan keingkaran mereka terhadap datangnya hari kiamat dan apa yang terjadi pada mereka saat fenomena dahsyat tersebut datang.
Ar-Razi dan Az-Zuhaili sepakat bahwa ada kesinambungan ayat tersebut dengan ayat sebelumnya. Karena tidak meyakini akhirat, oleh karena itu orang-orang kafir tidak perlu bersusah payah melakukan amal kebaikan di dunia.
dari Basyar dari Abu ‘Adiy dari Muhammad bin Ja’far dari ‘Auf bin Abi Jamilah dari Abu al-Mughirah dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata:
"Ketika sangkakala ditiup, orang-orang berada di jalan-jalan, pasar-pasar, dan sedang duduk-duduk. Ketika orang sedang melakukan transaksi dagang, belum sampai orang itu mengambil barang yang dibelinya, sangkakala ditiup. Orang baru bangun dari tidur, sangkakala ditiup. Inilah gambaran dari firman Allah SWT pada ayat 49 surat Yasin."
Sebagaimana dijelaskan di ayat ke-49, pada saat terjadi kiamat bisa saja orang-orang kafir itu sedang bertengkar dengan sesamanya. Mengisyaratkan bahwa mereka lalai akan datangnya kiamat.
Mereka meributkan urusan duniawi seakan lupa dengan datangnya hari kiamat dan tidak mempersiapkan diri menghadapinya.
At-Tabataba’i menggarisbawahi penambahan kata wahidah (satu) sebagai penekanan bahwa perkara mematikan semua makhluk hidup itu mudah bagi Allah Swt. Cukup baginya dengan satu teriakan, yakni tiupan pertama dari malaikat Israfil untuk mematikan seluruh makhluk hidup yang ada di dunia. Wallahualam bissawab
Editor : Iskandar Nasution