JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Boenjamin Setiawan, seorang anak yang lahir dari keluarga tukang kerupuk sederhana, kini menjadi orang sukses pendiri Kalbe Farma. Nama Boenjamin masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia. Menurut data Forbes, Boenjamin memiliki kekayaan sebesar 4,2 miliar dolar AS atau setara Rp64,34 triliun. Dengan kekayaannya tersebut, dia menjadi orang terkaya ke-8 di Indonesia tahun 2021.
Dikutip dari berbagai sumber, dr. Boenjamin Setiawan, Ph.D. memulai pendidikan Sekolah Dasar di Tegal. Setelah tamat SD, dia pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan SMP dan SMA-nya. Setelah lulus SMA, Boenjamin kemudian melanjutkan pendidikannya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan lulus sebagai dokter pada 1958.
Boejamin Setiawan (Foto: Okezone/Heartline Network)
Kemudian Boenjamin melanjutkan pendidikannya keluar negeri yaitu di University of California. Disana dia mendapat gelar Ph.D dengan disertasi berjudul The Inhibition of Alcohol Dehydrogenate by Chlor Promazine, an Other Phcnothiazinc Derivatif. Sebelum terjun dalam bidang bisnis, Dr. Boen sempat mengajar sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia selama beberapa tahun.
Pada tahun 1963, Boenjamin Setiawan mencoba berbisnis dengan mendirikan PT Farmindo bersama sejumlah rekannya, namun perusahaanya tersebut hanya mampu bertahan selama tiga tahun. Penyebab kegagalan tersebut yaitu karena kurangnya pengalaman di bidang pemasaran atau marketing. Boenjamin dan rekannya mampu memproduksi produk obat-obatan namun gagal mendistribusikannya.
Kegagalan yang dialami Dr Boen tidak membuatnya patah semangat, beliau kembali mencoba berbisnis obat-obatan. Kali ini, dia mengajak saudara-saudaranya, yakni Khouw Lip Tjoen, Khouw Lip Hiang, Khouw Lip Swan, Maria Karmila, dan F.
Bing Aryanto. Kalbe Farma berdiri pada tahun 1966, dengan garasi mobil sebagai pabriknya. Dari garasi mobil di Tanjung Priok, Jakarta itulah Dr Boen mulai memproduksi obat-obatan nasional. Pada tahun 1998, Indonesia mengalami krisis moneter.
Pada saat itu Kalbe sempat bangkrut, namun Dr Boen memutuskan untuk menyelamatkan perusahaan ini dengan mengambil utang dari luar negeri. Saat perusahaan Kalbe Farma masih kecil, Boenjamin berusaha mengembangkan produknya sendiri. Saat perusahaannya mulai besar kemudian ia mulai mendelegasikan hal tersebut pada orang lain.
Produk pertama Kalbe Farma adalah bioplasenton. Bioplasenton merupakan merupakan obat yang mengandung Placenta Extract dan Neomycin sulfate yang biasa digunakan untuk luka bakar. Selain itu produk lain Kalbe Farma yang sukses dipasaran adalah Kalpanax yang merupakan produk OTC.
Karena waktu itu banyak orang Indonesia menderita penyakit panu maka pemasaran awalnya dimulai dari dokter karena Kalpanax sangat ampuh membasmi penyakit panu. Mengutip kalbe.co.id, Kalbe tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 kelompok divisi usahanya, yakni Divisi Obat Resep dengan kontribusi 23 persen, Divisi Produk Kesehatan dengan kontribusi 17 persen, Divisi Nutrisi dengan kontribusi 30 persen, serta Divisi Distribusi and Logistik dengan kontribusi 30 persen.
Editor : Iskandar Nasution