BANDUNG, INewsPandeglang.id – Museum adalah Salah satu destinasi wisata yang bisa jadi pilihan untuk liburan di akhir pekan Bersama Teman-teman, pasangan dan keluarga.
Museum merupakan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah dan bernilai, sekaligus sebagai tempat wisata edukasi akan apa yang pernah terjadi di masa lalu.
(Foto: bandung.go.id)
Bagi pecinta sejarah dan seni, berkunjung dari museum satu ke museum lain adalah keharusan. Selain menambah wawasan, pengunjung juga bisa mendapatkan inspirasi dari kisah maupun benda-benda yang ada di dalamnya.
Kota Bandung yang dikenal sebagai surganya tempat wisata dan menjadi tempat favorit para wisatawan berlibur, memiliki beberapa museum yang menarik untuk dikunjungi.
Tentunya, selain lebih menghemat biaya, berwisata ke museum juga akan menambah pengetahuan dan juga wawasan kamu mengenai Kota Bandung serta sejarah negara Indonesia itu sendiri.
Lantas, apa saja museum yang ada di Kota Bandung? Simak ulasan berikut ini, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Museum Kota Bandung
'Jangan Sekali Kali Meninggalkan Sejarah'. Semboyan Jasmerah yang dikemukakan Presiden Ir. Soekarno tersebut menjadi pesan utama yang ingin dihadirkan di Museum Kota Bandung.
Diresmikan pada tanggal 31 Oktober 2018 oleh Walikota Bandung, Oded M. Danial, museum ini merupakan destinasi wisata sekaligus sarana edukasi dan informasi mengenai sejarah Kota Bandung.
Sebelum didirikan menjadi sebuah museum, bangunan lama ini dulunya merupakan sebuah sekolah taman kanak-kanak 'Frobelschool' milik Loge Sint Jan (kelompok Freemansonry) yang didirikan pada tahun 1880-an.
Namun di tahun 1950, bangunan tersebut digunakan sebagai tempat sekolah “Yahua” hingga akhirnya diambil alih oleh pemerintahan pada tahun 1960.
Museum Kota Bandung menawarkan konsep museum dengan gaya arsitektur tempo dulu. Area depan museum dihiasi patung tokoh perintis pendidikan kaum wanita yaitu Dewi Sartika dan tokoh pergerakan Sunda, Emma Poeradiredja. Sedangkan di area dalam, pengunjung akan menemukan 2 ruangan.
2. Museum Gedung Sate
Museum Gedung Sate menjadi salah satu destinasi menarik yang wajib dikunjungi jika berkunjung ke Kota Bandung. Menghadirkan tema “Smart Museum”, Museum Gedung Sate mampu memberikan pengalaman baru bagi pengunjung.
Museum yang diresmikan pada tanggal 8 Desember 2017 ini menyajikan berbagai informasi mengenai sejarah pembangunan Gedung Sate dengan perpaduan teknologi digital.
Saat memasuki area museum, pemandangan pertama yang akan dilihat adalah instalasi modern perkembangan Kota Bandung. Instalasi tersebut menampilkan deskripsi sejarah dan foto-foto Kota Bandung dari masa ke masa.
Ada juga rekaman audio visual mengenai suatu peristiwa yang disuguhkan untuk pengunjung. Fasilitas menarik lainnya yang ditawarkan museum ini diantaranya 4D Proyeksi, Augmented Reality, Virtual Reality, serta Teater.
Fasilitas 4D Proyeksi menampilkan peragaan gambar bangunan sate dalam bentuk 4D yang dilengkapi dengan informasi singkat mengenai pembangunannya. Sedangkan fasilitas Augmented Reality memungkinkan pengunjung seolah-olah ikut serta dalam pembangunan Gedung Sate saat dahulu.
3. Museum Geologi
Ingin berwisata sambil belajar ilmu tentang bumi? Museum Geologi bisa menjadi pilihannya. Merupakan monumen bersejarah di Kota Bandung, Museum Geologi dibangun pada tanggal 16 Mei 1928.
Pembangunan museum ini masih berkaitan dengan masa penjajahan Belanda di Indonesia. Pada saat itu para ahli geologi Eropa Tengah sering melakukan kegiatan penyelidikan geologi serta sumberdaya mineral.
Museum yang dilindungi oleh pemerintah ini pun sempat mengalami masa renovasi dengan bantuan JICA (Japan International Cooperation Agency) dan resmi dibuka kembali untuk umum pada tanggal 23 Agustus 2000.
Tidak hanya menjadi tempat wisata biasa, banyaknya koleksi bernilai sejarah dan edukatif yang ditampilkan menjadikan Museum Geologi sebagai salah satu tujuan favorit para pelajar untuk melakukan study tour.
4. Museum Pos Indonesia
Sudah berdiri sejak tahun 1933, Museum Pos Indonesia merupakan hasil rancangan dua arsitek bernama J. Berger dan Leutdsgebouwdienst. Sebelumnya, museum ini disebut Pos Telegrap dan Telepon (PTT).
Namun pada tahun 1983, Museum Pos Telegrap dan Telepon berubah nama menjadi Museum Pos dan Giro, museum ini pun resmi diambil alih oleh Perum Pos dan Giro. Tidak sampai disitu, penamaan museum berubah kembali di tahun 1955 menjadi Museum Pos Indonesia.
Museum Pos Indonesia merupakan sebuah museum yang menampilkan ribuan koleksi perangko dari seluruh penjuru dunia. Terletak di area yang sama dengan Gedung Sate, Museum ini menjadi gambaran bagaimana populernya kegiatan surat menyurat pada zaman dahulu.
Sebelum memasuki area dalam museum, pengunjung akan langsung melihat gambar sebuah perangko pertama Hindia Belanda yang terbit pada 1 April 1864. Perangko yang dicetak dalam ukuran besar ini terpampang di area depan museum.
Saat mulai masuk ke dalam museum, akan ada koleksi-koleksi perangko beserta diorama yang menunjukan kegiatan pos keliling desa pada era 80-90an.
Selain bisa melihat koleksi perangko, ada banyak koleksi benda-benda pos dari masa ke masa seperti baju dinas (seragam pos), timbangan surat sampai sepeda yang pada zaman dahulu digunakan sebagai transportasi pak pos. Semua benda pos yang dipamerkan merupakan koleksi dari peninggalan zaman kolonial sampai tahun 2000an.
Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa menemukan surat-surat yang sudah berumur lebih dari ratusan tahun. Surat tersebut sebagian besar merupakan surat berharga dari beberapa Raja Nusantara yang ditujukan untuk Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Bingley Raffles.
5. Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga menjadi pilihan tempat wisata bagi Anda yang ingin mempelajari berbagai sejarah di Jawa Barat.
Sudah didirikan sejak tahun 1974, nama Museum Sri Baduga diambil dari nama seorang raja Padjajaran yaitu Sri Baduga Maharaja Ratu Haji yang sempat memerintah pada tahun 1482-1521 Masehi.
Sebelum dinamakan Sri Baduga, dahulu museum ini dikenal juga sebagai Museum Negeri Provinsi Jawa Barat.
Jika berkunjung ke Museum Sri Baduga, Anda akan menemukan ribuan koleksi benda-benda bersejerah mulai dari arkeologika, geologika, biologika, historika, etnografika, teknologika, filologika, keramonologika, seni rupa, numismatika dan heraldika.
Namun dari banyaknya koleksi yang dipamerkan, koleksi etnografika (budaya-budaya daerah) menjadi koleksi unggul dari museum ini. Koleksi etnografika yang dihadirkan dilengkapi dengan miniatur, foto, maket dan juga replika.
Editor : Iskandar Nasution