JAKARTA, iNewsPandeglang.id - Tidak hanya menyerang orang dengan usia tua saja, kini penyakit jantung pun mulai dialami generasi muda yang masih dalam batas usia produkif. Penyakit Jantung koroner bagi masyarakat umum kerap dianggap sebagai hal yang menakutkan.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Siska S Danny, mengatakan penyakit jantung sebenarnya terjadi akibat dari proses penuaan seseorang. Di mana semakin bertambah usia, semakin tinggi juga peluang terkena penyakit jantung.
Ilustrasi (Foto: The Heart Foundation)
Namun, saat ini tidak menutup kemungkinan bagi usia muda atau produktif bisa terkena. Berdasarkan data di Amerika Serikat perempuan usia di bawah 60 tahun dan pria di bawah usia 55 tahun bisa terkena penyakit jantung.
"Jadi sekali lagi penyakit jantung koroner adalah proses penuaan semakin tua semakin tinggi angkanya. Biasanya terjadi pada usia muda kalau laki-laki di usia bawah 55 tahun dan perempuan di bawah 60 tahun, itu data luar atau Amerika. Tapi kalau di Indonesia sendiri lebih banyak di usia muda," kata dr Siska dalam Virtual Press Converence Cardiovascular medicine in 2022 and beyond: Adaptive, personalized and evidence-based, Kamis (22/9/2022).
Sementara jika mengacu pada data Riskesdas Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi penyakit Kardiovaskular seperti hipertensi meningkat dari 25,8 persen (2013) menjadi 34,1 persen (2018), stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018), penyakit jantung koroner tetap 1,5 persen (2013-2018), penyakit gagal ginjal kronis, dari 0,2 persen (2013) menjadi 0,38 persen (2018).
Dikatakan dr Siska salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menghindari penyakit jantung di usia produktif yakni hanya dengan dua cara. Pertama hidup sehat bergerak dan hidup sehat dengan makanan yang tepat.
Khusus untuk makanan sehat bisa dengan menyajikan masakan yang lezat dan bergizi untuk keluarga dengan bahan-bahan asli pilihan yang berkualitas. Hal itulah yang diadaptasi oleh brand Masako dengan varian baru yang lebih premium. Varian baru ini memiliki kandungan garam yang lebih rendah dengan cita rasa gurih yang pas dan masih aman dikonsumsi oleh siapa saja.
“Sebagai bentuk komitmen kami bagi kesehatan masyarakat Indonesia, kami menciptakan varian rasa gurih pas, pelengkap varian bumbu masak sehat keluarga, yang lebih rendah garam (natrium), dan rasa kaldu yang lezat” ujar Eurli Prameswari selaku Head of Sauce & Seasoning Business Department PT Ajinomoto Indonesia.
Kehadiran bumbu masak varian baru ini juga mengacu pada data dari Global Burden of Disease (2019), terkait faktor risiko yang menyebabkan kematian paling tinggi di Indonesia adalah penyakit degeneratif hipertensi, diikuti dengan obesitas. Masako varian terbaru ini juga selaras dengan kampanye yang sedang Ajinomoto giatkan yaitu Bijak Garam. Ditambahkan Grant Senjaya – Head of Public Relations Department Ajinomoto, kampanye Bijak Garam memang sejalan dengan anjuran Kementerian Kesehatan terkait pengurangan asupan Gula, Garam, Lemak (GGL) dalam konsumsi sehari-hari.
Editor : Iskandar Nasution